Rabu, 03 Juni 2009

Perubahan yang Kita Butuhkan

Perubahan yang Kita Butuhkan
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs
Kamis, 6 November 2008
Chicago, Illinois - Amerika Serikat
Bosnian Mosque, Northbrook


Semoga Allah merahmati Imam Senad dan komunitasnya. Merupakan kehormatan bagi kami berada disini dan Imam Senad dengan tangan terbuka menerima kami di masjid ini. Pertama, kita akan melaksanakan zikir, kemudian ada sohbet pendek, lalu kita akan saksikan akad nikah, insya Allah. Setelah mendapat ijin dari Imam Senad,

[Zikir]
A'udzu billah min asy-syaitan ir-rajim
Bismillahir-Rahmanir-Rahim

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلى الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان.

Kalimatan khafiifataan 'ala al-lisan thaqiilataan fil-miizaan. Dua kalimat yang ringan diucapkan namun berat timbangannya di Hari Kiamat. Kalimat ini akan menghapus dosa-dosa, bahkan jika dosa tersebut sangat berat, dua kalimat ini akan menghapusnya. Rasulullah SAW menganjurkan dua kalimat ini kepada para Sahabat agar diamalkan, yaitu Subhaanallaahi wa bihamdihi Subhaanallaahil 'Azhim Astaghfirullah. Kalimat ini cukup kuat untuk menghapus dosa apapun.

Kita hidup di dunia ini yang berlari sangat cepat menuju tujuan akhirnya. Manusia mengira mereka akan hidup selamanya. Namun, sebagaimana yang Allah SWT jabarkan kepada kita dalam Kitab Suci al Qur'an:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Innaa 'aradhnaa amaanata 'alas samaawaati wal ardhi wal jibaali fa abaina ay yahmilnahaa wa asyfaqna minha wa hamalahal insaanu innahuu kaana zhaluuman jahuulaa, Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, namun semuanya enggan untuk memikul amanat itu karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, (QS Al-Ahzab [33]:72)

Kita telah diberikan harta ini, Allah SWT berfirman, "Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi," dan mereka menolak, "Tidak, Ya Rabbi! Kami tidak sanggup mengembannya. Ini sulit." Manusia menjawab, "Kami bisa mengemban amanat itu," dan Allah SWT menyebut manusia sebagai zhaluuman jahuulaa. Mengapa manusia mau memikulnya? Langit dan bumi menolak, "Tidak, kami tidak bisa mengembannya. Jangan pikulkan amanat tersebut kepada kami." Karena jika langit dan bumi mengembannya dan gagal, maka Allah SWT akan menghancurkan jagad raya ini. Itulah mengapa kalian melihat jagad raya disini. Itulah amanat yang manusia emban. Itulah mengapa Allah SWT menimpakan bencana atas manusia, tapi berpengaruh terhadap planet bumi. Siapakah yang terkena dampak jika ada banjir? Kita, manusia. Karena kita berani memikul amanat tadi. Jika kalian ingin harta itu, maka jagalah agar harta itu tetap bersih sebagaimana Aku memberikannya kepada kalian. Jika tidak, Aku harus membersihkan kalian. Apakah kalian membiarkan anak laki-laki atau perempuan kalian kotor? Apakah kalian membiarkan diri kalian juga kotor? Tentu tidak, kita bergegas mandi.

Jadi, mengapa kita membiarkan harta kita kotor? Kita membaca Kitab Suci al Qur'an, membaca hadis-hadis suci dan meletakkan ayat-ayat dari Kitab Suci al Qur'an di rumah dan sekolah. Namun, apakah kita mengambil hikmah dari ayat-ayat tersebut?

Melihat – semua orang melihat bayinya Masud dan mereka senang. Mengapa kita tidak tersenyum untuk menjaga harta kita tetap bersih? Mata semua orang selalu menengok ke orang yang tidak berdosa (seperti bayi .pen) Namun mata kita tidak menengok ke orang dewasa, karena kita penuh dosa. Itulah perbedaan utamanya.

Awliyaullah mampu menyeimbangkannya. Mereka punya penglihatan itu. Mereka tidak menyukai apapun dalam jagad raya ini. Satu-satunya yang mereka inginkan adalah bagaimana agar mereka dari hari ke hari semakin dekat ke Hadirat Ilahi agar sampai ke tujuan mereka. Hari ini kita menyetir untuk sampai ke sini dan kami menghitung menit demi menitnya, berapa menit lagi kami sampai. Kami ingin sampai di tempat tujuan.

Semua orang ingin sampai ditempat tujuannya. Kita mengebut untuk sampai disini jam 8, agar sampai di tujuan tepat waktu. Jiwa kita juga mengebut untuk sampai tujuannya. Tubuh kita tidak menginginkan itu. Karena tubuh mengemban amanat tersebut. Jiwa kita bersih karena tidak menginginkan amanat itu. Sedangkan tubuh bodoh dan zalim.

Dunya pun mengejar tujuannya. Tidak seorangpun dapat menghentikannya. Para Imam, presiden, raja pun tidak bisa menghentikan tujuan Dunya yang sedang mencapai tujuan akhirnya agar mencapai tujuan-tujuan kita. Akhir itu semakin mendekat. Awliyaullah punya sebuah komputer -kalian perhatikan kini komputer sudah sangat sangat canggih- komputer sangat kecil dan punya semuanya. Ketika waktu sholat datang, komputer menyerukan azan. Waktu Zuhur datang, komputer menyerukan azan. Bagaimana komputer bisa tahu? Dengan mengkalkulasikan detik. Kalian tidak punya aplikasi seperti ini. Apakah Anda punya, Imam? Saya punya 1 buah disaku. Selesainya di waktu sholat 'Isya. Benda itu menyerukan azan.

Planet bumi ini bergerak menuju tujuannya untuk melakukan sajdah. Ya Rabbi, saya mendekati tujuan, saya melakukan perjalanan dengan cepat untuk mencapai-Mu. Tidak satupun bisa menghentikannya.

Awliyaullah tahu tanda-tandanya. Awliyaullah hidup dengan tanda-tanda tersebut. Tanpa pertanda, Rasulullah SAW memprediksikan tanda-tanda Hari Kiamat, berakhirnya jagad raya ini.

Ketika Jibril menanyakan 3 buah pertanyaan kepada beliau tentang Islam, iman dan ihsan. Kemudian Jibril bertanya lebih lanjut, "Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat?" dan Rasulullah SAW menjawab, "Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya." Kemudian Jibril bertanya, "Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya?" dan Rasulullah SAW menyebutkan tanda-tanda Hari Kiamat. Salah satunya: orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan gedung-gedung tinggi. Mengubah gurun pasir menjadi surga, surga dunia.

Awliyaullah menghitung Hari Kiamat dari waktu ke waktu. Nah, apakah yang Awliyaullah lakukan? Mereka berada di hadirat Tuhan mereka. Rasulullah SAW bersabda, "Waktu terbaik bagiku adalah ketika sedang sholat." Mengapa Syaikh? Bagi Rasulullah SAW waktu terbaiknya adalah saat sedang sholat. Bagi Awliyaullah, kapankah waktu terbaik bagi mereka? Dalam sholat mereka. Ketika kalian membaca al-Fatihah, kepada siapa surat itu kalian tujukan? Alhamdulillah. Ya Rabbi, segala puji bagiMu. Ar-Rahman ar-Rahim, kalian sedang berbincang langsung kepada Allah SWT dan salam, rasa hormat serta menerima bahwa Engkau-lah Tuhan kami. Jadi, mengapa kita berdo'a dengan tergesa-gesa?

Jika kalian bersama seorang gadis ..., (dia tersenyum). Anda mengundang gadis itu hari ini untuk sekedar minum kopi atau teh, mengapa? Saya tidak memberikan contoh ini, karena memang itulah yang terjadi. Dan anda ingin bicara dengannya, kan? Anda berusaha memperpanjang atau menyingkat waktu? Anda berusaha memperpanjang waktu bersama gadis itu, mengapa? Karena hasrat anda mendesak anda melakukan itu.

Lalu bagaimana dengan hasrat kita untuk memperpanjang waktu saat kalian sedang sholat? Malah sebaliknya, kita mempersingkatnya, ya Imam? Kita selalu tergesa-gesa. Itu sebuah contoh kecil. Itu terjadi pada kita semua. Saya tidak membuat pengecualian pada kita. Kita semua seperti itu.

Kaum ulama memberikan ceramah hari ini di mimbar atau memberikan presentasi di sekolah-sekolah atau universitas berusaha membahasa persoalan sangat penting yang sedang muncul. Mengapa para ulama berbicara terlalu tinggi. Perhatikanlah yang dibawah kalian. Kalian memperpanjang atau menghabiskan waktu kalian dengan seorang wanita atau teman-teman, namun kalian memperpendek waktu kalian bersama Allah SWT ketika sedang melakukan sholat.

كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Kullu hizbin bima ladayhim farihoon - Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)." (QS. Al Mu'minuun [23]:53)

Kami membuat tafsir dari ayat ini.. Mereka menerjemahkan menjadi 100 makna berbeda. Namun salah satu maknanya adalah bahwa anda selalu bersama pengikut setan, karena anda selalu berupaya menghabiskan waktu anda untuk selain Allah, sedangkan pada saat sholat menghadap Allah, anda mempersingkat waktunya.

Apa yang Awliyaullah lakukan? Mereka memperpanjang sholat mereka, mereka memperpanjang sholat hingga sempurna. Itulah mengapa dalam sholat tarawih, Awliyaullah memanjangkan sholat agar bisa membaca Kitab Suci al Qur'an dalam sholatnya. Bukan pada masa Rasulullah SAW melafalkan Kitab Suci al Qur'an hingga khatam dan bukan pada masa Rasulullah SAW membaca Kitab Suci al Qur'an hingga khatam. Namun dimulai pada masa ke-Khalifah-an Sayyidina 'Umar (r.a), mereka menjadikannya 20 raka'at dan kini mereka memutuskan untuk melafalkan seluruh juz dalam Kitab Suci al Qur'an.

Mengapa? Supaya mereka dapat berlama-lama di Hadirat Allah SWT. Jadi, kita harus memperpanjang sholat (tidak tergesa-gesa) agar kita bisa lebih lama di Hadirat Allah SWT.

Apa yang kalian punya dalam 5 Rukun Islam: syahadatu an la ilaha illa-Allah wa anna Muhammadan 'abuduhu rasuluhu wa iqaamus shalaat, wa ita-uz zakat, wa shawmu Ramadhaan wa hajjul bayti. Perhatikan, SubhanAllah dalam sholat ada 5 Rukun.

Awliyaullah tidak buta, mereka melihat. Saat kalian mengucap Allahu Akbar, … hah? Iqaamus shalaat. Kalian ada didepan Ka'bah. Saat kalian duduk tahiyat: asyhadu an la ilaha illa-Allah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuluh…

Jadi, ada 2 buah Rukun disana. Saat mengucap "Allahu Akbar" kalian tidak dalam kondisi makan dan minum. Jadi, kalian sedang puasa. Saat mengucap "Allahu Akbar" kalian tidak sedang bekerja. Kalian mengerjakan amal. Pada saat itu, kalian sanggup bekerja namun kalian meluangkan waktu, kalian mengisi waktu itu dengan ibadah sholat.

Jadi, saat mengucap "Allahu Akbar" kalian ada dihadapan Ka'bah. Jangan pikir kalian tidak ada disana. Bagi yang tidak bodoh dibawa Awliyaullah ke Ka'bah. Namun kita tidak dapat melihatnya. Ada tabir pada diri kita. Kalian saat sholat melihat tembok atau imam. Namun sesungguhnya, kalian bukan sholat menghadap tembok, kalian sholat menghadap Ka'bah. Apakah Allah SWT tidak punya kekuatan untuk menyingkirkan tabir untuk memperlihatkan kepada kalian bahwa ada di hadapan Ka'bah? Kita berucap, "Allahu Akbar," bahwa "Allah Maha Besar!" Apakah Dia tidak bisa menyingkirkan tabir dan memperlihatkan Ka'bah kepada kalian? Kini, kalian menyalakan TV dan melihat Ka'bah. Tidak bisakah Allah SWT menyalakan TV surgawi dan membawa kalian ke Ka'bah? (Tentu bisa) Namun ada tabir pada kita. Bukan Allah yang membuat tabir itu, tapi kitalah yang memberi tabir pada diri kita sendiri.

Dunya ini bergerak menuju tujuannya. Tahun lalu di bulan Maret tepatnya pada Maulid an-Nabi SAW pergerakan dunya dimulai. Mereka membukakannya. Mereka membukakan kepada orang-orang untuk melihat; bagi orang-orang yang tahu bahwa ada perubahan yang datang. Perubahan tersebut adalah sebuah pembukaan agar sesuatu besar yang akan terjadi. Awliyaullah menunggu, menunggu dan menunggu sesuatu yang akan terjadi itu. Dari bulan Maret tahun lalu di California, banyak orang mendengar itu. Banyak pesan datang bahwa sebuah perubahan akan terjadi. Perubahan itu terjadi.

Jangan pikir tidak ada Awliyaullah yang telah diberikan otoritas oleh Allah SWT atas dunia ini. Mereka punya otoritas atas dunia ini. Allah SWT memberikan kekuatan itu pada Awliyaullah.

Dengan perintah Mawlana, 2 minggu yang lalu saya datang ke sini dan dengan perintah Mawlana minggu ini saya datang ke sini. Kedatangan ini bukan karena saya ingin datang atau karena Anda mengundang saya. Dua tahun yang lalu saya tidak datang. Namun ada sebuah pesan penting untuk disampaikan, minggu ini juga harus disampaikan.

Saat Awliyaullah ingin kalian melihat, maka kalian akan melihat. Saat Mawlana Syaikh ingin kalian melihat, maka kalian akan melihat. Kalian bukanlah sang Syaikh. Kalian adalah domba. Saat domba jantan ingin melihat, dia bisa membawa seluruh kawanan kembali ke rumah demi
keselamatan.

Dan apakah yang dimiliki oleh para pemburu? Mereka punya anjing untuk mengantarkan mangsa kepada pemburu. Mangsa. Kalian mengirim anjing kemana-mana untuk menggiring mangsa untuk datang. Ada sebuah pesan pada orang itu 2 minggu yang lalu. Orang yang bertanggung jawab atas seluruh wilayah secara spiritual. Tiap wilayah diseluruh dunia ada dibawah tanggung jawab seorang wali. Dan Sultan al-Awliya bertanggung jawab atas seluruh dunia. Ada sebuah pesan untuk disampaikan kepada seorang yang bertanggung jawab atas wilayah Midwest dan ucapan selamat kepada wali yang bertanggung jawab tersebut.

Jadi, Awliyaullah tidak terhijab. Saat Awliyaullah ingin mengirim sebuah pesan, mereka tinggal mengirimnya.

Nah, Mawlana Syaikh ingin mengirimkan pesan tersebut. Karena inilah abad perubahan semakin mendekat. Ada sesuatu yang akan berubah di seluruh dunia, dari buruk menjadi baik. Allah SWT tidak mengubah dari baik menjadi buruk. Allah SWT mencintai para hamba-Nya - Dia menghendaki perubahan dari buruk ke baik.

Itulah mengapa judul sohbet ini "Perubahan yang Kita Butuhkan". Mereka tidak boleh mengubah judulnya. Awliyaullah mengubah inspirasi dihati mereka untuk berubah dan perubahan pun terjadi. Dan dengan situasi baru ini, ada sebuah perubaha besar tang akan terjadi bagi semua orang dengan merasakan kebahagiaan, semua orang bersyukur kepada Allah SWT karena inilah persiapan untuk dunia ini mencapai tujuannya. Saat dunia ini mencapai tujuannya, kita mencapai tujuan kita.

Berkali-kali saya bertanya kepada Mawlana Syaikh (semoga Allah memberi beliau panjang umur) tentang kaki beliau. Karena kaki beliau bengkak dan beliau selalu menolak untuk diobati. Mengapa?

Orang-orang bertanya-tanya. Kami bertanya-tanya, namun saat beliau ingin kalian tahu, maka kalian akan tahu. Beliau ingin menanggung rasa sakit agar para pengikut beliau tidak akan merasakan sakit di dunya atau akhirat. Beliau memikul rasa sakit ini, agar para pengikut beliau tidak merasakan sakit di dunya atau akhirat serta beliau akan mengorbankan keselamatan dan kenyamanan beliau demi kita agar bisa merasa nyaman.

Awliyaullah tidak bertindak tanpa ijin. Kini adalah waktunya dimana Allah SWT pun menguji para wali. Berapa kalikah Rasulullah SAW ditimpa kesulitan sedangkan beliau adalah Penutup para Nabi? Beliau diberikan kesulitan demi tubuh suci beliau. Tubuh beliau suci dan ikut pergi saat Mi'raj dan masih saja beliau diperlakukan dengan buruk oleh kaumnya dalam Perang Uhud. Pasa saat itu mereka mematahkan gigi beliau. Peristiwa itu terjadi setelah Mi'raj. Seseorang yang Mi'raj dengan tubuh sucinya dan kembali lagi ke dunia ini, Allah SWT tidak pernah meninggalkan beliau sendiri: "Ya Muhammad, angkatlah kesulitan dari Ummah." Untuk mengangkat kesulitan, beliau harus mengalami patah gigi. Itu sangat sakit.

Allah SWT menguji Awliyaullah -jangan pikir Allah SWT tidak akan menguji mereka. Allah SWT ingin para Awliyaullah memikul sebanyak mungkin tanggung jawab para pengikut mereka. Seperti seorang Syaikh dan wali yang kalian punyai. Kaum ulama adalah anak-anak dipintu Awliyaullah. Mereka bukanlah Awliyaullah - mereka adalah orang-orang yang belajar dan yang masih punya kesombongan, kebanggaan, hawa dan nafsu. Karena mereka masih belum mau berusaha berjuang melawan perilaku ini untuk mencapai tingkat ihsan. Maka mereka tidak memperoleh lebih dari tingkat pertama dari 2 tingkat. Awliyaullah sudah jauh dalam maqam al-ihsan untuk mengubah tingkah laku mereka menjadi lebih baik.

Saya pernah berkali-kali melihat Mawlana, setelah semua orang tertidur, beliau mengambil sampah didalam rumah, dan memperlihatkan kepada saya, apa yang dilakukan seorang ulama dan yang dilakukan seorang yang mengaku wakil atau deputi. Beliau mendatangi tempat sampah dan tidak bicara apa-apa kepada semua orang. Beliau mengambil sampah dan melihat sekerat roti, beliaupun mengambilnya. Beliau melihat makanan itu disana dan mengambilnya. Menyimpannya dan kemudian pada hari berikutnya, beliau tidak makan apa-apa dimalam hari karena tidak merasa lapar. Tapi pada hari berikutnya saat orang-orang makan di meja makan beliau, beliau membawa makanan yang diambilnya dari tempat sampah dan memakannya. Aku melihat itu ratusan kali. Tidak saat ini, namun ketika beliau ada di Damaskus tahun 1980an. Tunjukkan pada saya kalau ada ulama yang melakukan dialog antar agama mau melakukan seperti itu. Tidak, mereka membuang-buang makanan. Maulana Syaikh tidak pernah membuang nikmat apapun dari Allah SWT.

Allah SWT meninggalkan Fira'un. Allah SWT berfirman, "Aku akan menghancurkan Fira'un demi Sayyidina Musa." Mengapa Allah SWT tidak menghancurkan Fir'aun pada 40 tahun sebelumnya? Karena Fir'aun mempunyai kebiasaan mengumpulkan remah-remah makanan yang berjatuhan dari meja. Fir'aun mengumpulkan dan memakan remah-remah tersebut. Fir'aun berkata, "Aku tidak bisa membuang remah-remah ini karena inilah nikmat dari Allah."

Karena saat tujuan datang -karena kita berada dijalan menuju tujuan akhir- dan tujuan mendekat. Jadi, persiapkan diri kalian untuk tujuan tersebut. Nah, saat tujuan akhir/masa hidup Fir'aun mendekat, setan datang dan berkata, "Kau sudah menyimpan makanan dan remah-remah. Kenapa? Kau kan Tuhan! Tinggalkan itu!"

Berapa kali kita membuang remah-remah bekas kita makan? Di meja kita dan di lantai. Bukan hanya itu, kita mengambil makanan dan membuangnya. Saya tidak berencana membicarakan ini dan Mawlana Syaikh bersikeras untuk mengatakan bahwa perubahan mendekat. Dan erubahan tersebut mulai pada Maulid an-Nabi SAW dibulan Maret. Sebagian orang di California mendengar dan melihat perubahan itu. Barang siapa yang memahami, maka dipahami maksud dari perubahan tersebut.

Mawlana menyebutkan nama seseorang yang sedang datang. Dan orang itu sudah datang sekarang. Dan kami akan melihat perubahan apa yang akan terjadi. Ini bukanlah perubahan beliau dan bukan juga perubahan para pengikut beliau. Bukan, ada sebuah perubahan surgawi mendekat. Perubahan menjadi lebih baik. Bukan hanya bagi kaum Muslim, tapi buat semua orang. Allah SWT tidak membedakan siapa yang Muslim dan yang tidak. Tapi perubahan bagi semua orang. Urusan akhirat lain lagi. Allah SWT memberikan sebuah perubahan yang sudah dinanti-nanti. Jangan lupa membaca, "Subhaanallaahi wa bihamdihi Subhaanallaahil 'Azhim Astaghfirullah."



Sumber :
milis muhibbun_naqsybandi@yahoogroups.com
posted by Sri Rahayu Handayani

Arsip Blog