Rabu, 03 Juni 2009

Pentingnya Berkumpul Bersama dan tentang Syafa'at Rasulullah SAW

Pentingnya Berkumpul Bersama dan tentang Syafa'at Rasulullah SAW
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani dari Buku Catatan Grandsyaikh Abdullah q.s.
Fenton, MI-Amerika Serikat
Rabu, 1 Oktober 2008


Sebagaimana sudah saya katakan sebelumnya, saya meneruskan dari Buku Catatan Grandsyaikh Abdullah ad-Daghestani dan Mawlana Syaikh Nazim al-Haqqani. Sebagian besar hidup kita, jika kalian menjalani kehidupan apapun yang diberikan Allah SWT kepada kalian, sebagian besar, sepertiganya dihabiskan untuk tidur. Jadi, sepertiga hidup kita hilang begitu saja. Sepertiga hidup lainnya untuk bekerja dan sepertiga terakhir dari hidup kita berisi campuran bermacam hal. Jadi, sangat sedikit sekali waktu yang kita berikan untuk mendengarkan apa yang Allah SWT kehendaki untuk kita dengarkan.

Itulah mengapa Sayyidina Shah Bahauddin Naqsyband, Imam al-Thariqah Naqsybandi berujar "Thariqatunash shuhba wal khairuhu fil jam'iyyiah".


"Thariqah kita adalah kebersamaan, duduk bersama-sama". Karena dengan duduk bersama - sama bagaikan lingkaran zikir, Allah SWT akan senang mengutus para malaikatNya untuk mengamati apa yang kita lakukan, 'Apakah kita duduk untuk mengingat Allah dan para Nabi-Nya atau tidak?' Tidak, kita duduk dan tidak melakukan apa-apa. Mungkin saat kita pergi akan berubah. Namun, sekarang kita disini bukan untuk urusan bisnis, bukan untuk urusan pekerjaan, bukan untuk apa-apa, kecuali datang bersama karena cinta. Sekarang pertanyaannya, tentang apakah yang kita peroleh?; apakah kita melakukannya dengan baik atau tidak?; apakah sholat kita sudah benar atau belum?; apakah kita berpuasa dengan benar atau tidak?; apakah kita memberikan apa yang Allah SWT ingin kita berikan atau tidak?, semua itu soal lain lagi.

Ketika kita datang dan duduk …

Man tasyabbaha bii qawmin fa huwa minhum.

Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk didalamnya (kaum itu).

Kita meniru awliya dengan para muridnya, maka insya Allah, Allah SWT akan menuliskan kita seperti mereka. Kita meniru para sahabat yang duduk bersama Rasulullah SAW, insya Allah Allah SWT pun akan menjadikan kita seperti mereka.

Jadi, itulah yang saya pikirkan. Yang paling penting adalah datanglah bersama-sama, duduk secara fisik dulu bukan secara spiritual. Kalau secara spiritual tentu saja Syaikh kita, Mawlana Syaikh Nazim -semoga Allah memberi beliau umur panjang- selalu mengurus semua orang. Namun, secara fisik kita perlu duduk dan berhubungan dengan orang lain. Karena dari mata Awliyaullah akan terpancar kekuatan. Jadi, dari mata beliau melihat ke kita datanglah kekuatan. Kita butuh kekuatan itu.
Hari ini, saya menelpon Mawlana Syaikh untuk mengucapkan eid mubarak (selamat hari haya idul fitri), karena beliau sangat sibuk. Istri saya bicara dengan beliau kemarin. Saya bicara dengan beliau hari ini dan beliau bertanya, "Bagaimana ied disana (Amerika) kemarin?"

Saya menjawab, "Mawlana dengan barokah Tuan, semua berjalan lancar."

"Tidak, tidak, tidak", beliau bertanya, "Katakan padaku bagaimana Ied."
Saya menjawab, "Kami merayakan Ied bersama Tuan dan bersama banyak negara muslim diseluruh dunia"
"Bukan. Katakan padaku, apakah pecinta thariqah kita bertambah atau tidak, berapa banyak orang disana?"

Saya menjawab, "Mawlana, saya katakan sejujurnya. Saya tidak menghitung tetapi sepertinya semua orang datang dari rentang umur yang berbeda-beda, mungkin jumlahnya 400, 450, 350, 400 500 orang."

Beliau berkata, "Alhamdulillah, aku sangat senang."
Jadi, itulah yang kita butuhkan. Kita perlu membuat beliau bahagia.

Ketika Grandsyaikh mangkat, beberapa saat sebelum mangkat beliau berkata kepada kami, "Aku titipkan "seseorang" yang telah aku latih selama hidupnya untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Dengar dan patuhilah ia." Dan ini beliau ucapkan ketika beliau mengulurkan tangannya kepada Mawlana Syaikh Nazim. Dan suatu saat, aku melihat dalam satu penglihatan bahwa Grandsyaikh berkata, "Aku tinggalkan dunya. Tapi kini aku ingin kau, dihadapanku mengambil tangan Mawlana Syaikh Nazim. Berbay'at kepadanya. Bay'at itu akan menjadi bay'at yang sesungguhnya. Di dunya, bay'at itu adalah imitasi. Kini, akan menjadi yang sesungguhnya. Kalian berbay'atlah kepadanya (Maulana Syaikh Nazim)." Pada saat itu Rasulullah SAW muncul dan Grandsyaikh tengah membaca Innal ladziina Yuba'yiuunaka innamaa yubayiuunallaah... Beliau berkata, "Letakkan tanganmu disana". Aku lihat saudaraku ada dalam mimpi yang sama. Tangannya juga diulurkan, begitu juga tanganku dan
tangan Mawlana Syaikh Nazim dan Grandsyaikh membaca dan Rasulullah SAW pun senang.

Jadi, kita membutuhkan kesempatan-kesempatan berharga (seperti diatas) yang datang satu kali dalam hidup dari mereka. Peristiwa itu tidak selalu datang. Kemungkinan kejadian itu terjadi disini dan disana, sangat kecil. Jadi, apa yang benar-benar kita butuhkan adalah kita membutuhkan kebersamaan. Karena tidak pada tiap kesempatan kita dapat melihat mereka. Namun pada tiap kesempatan kita dapat saling melihat dengan orang lain dan bicara dari apa yang mereka berikan kepada kita.
Saat-saat inilah merupakan kesempatan yang berharga. Jangan berkata, "Oh, aku kan harus bekerja. Aku ada urusan. Aku ada ini. Aku ada itu."
Bahkan jika kalian menyetir selama 12 jam, bahkan jika kalian naik pesawat. Kalian tidak akan tahu berapa banyak pahala yang akan Allah SWT berikan di dunya dan akhirat untuk itu.

Jangan kalian berkata, "Aku tidak bisa, aku harus pergi". Memang kalian benar, ini memang sulit. "Laa ruhata fiddiin". Tidak ada istirahat dalam agama.

Kalian harus mendorong diri kalian sendiri. Kalian tidak boleh membuat diri kalian malas. Setan datang kepada kita untuk membuat kita malas.
Kalian harus menunjukkan Himmah [Motivasi].

Himmaturrijaal taqla'ul jibaal.
'Uluwwil Himmah minal Iman.
Semangat manusia bisa menarik gunung
Kekuatan semangat yang tinggi berasal dari Iman

Semakin kuat iman atau keyakinan kalian, maka semakin kuat kalian mengalahkan gunung ego kalian. Itu artinya untuk menarik turun ego kalian.

Jadi, menghadiri majelis-majelis bersama Grandsyaikh/Mawlana Syaikh Nazim, Grandsyaikh berkata, "Itulah mengapa bermajelis itu sangatlah penting."

Pada ied tahun sebelumnya, Mawlana Syaikh tidak bertanya kepada saya berapa banyak orang yang datang. Pada ied kali ini ini beliau bertanya. Jadi, kalian tidak tahu kapan para Mursyid kita akan bertanya. Kalian tidak tahu kapan mereka senang atau tidak, saat mereka melihat. Artinya saat mereka melihat, adalah saat dimana mereka
ingin kalian mengkonfirmasi, karena mereka ingin membawa semua orang.

Grandsyaikh berkata, "Ketika Dia mengatakan itu Adam menangis. Allah SWT berkata kepada Adam, 'Aku sudah mengampuni dosamu, mengampuni dengan dzurriyyah-mu, keturunanmu.' 'Aku ampuni kamu dari dosa-dosa itu.' "

Apa yang Dia SWT firmankan kepada Rasulullah SAW? "Ya Muhammad, Aku menciptakan ummatmu yang tidak pernah lelah berbuat dosa. Dan Aku-lah Tuhan mereka yang tidak pernah lelah mengampuni." Nah, rahasia-rahasia ini tidak kita temukan dibuku manapun. Rahasia-rahasia ini memberikan kebahagian ke dalam hati kita. Membuat kita ingin melakukan lebih banyak.

Itulah mengapa Grandsyaikh/Mawlana Syaikh selalu menasehati kita agar selalu bersikap bashiiran, jangan bersikap nadziiran. Senantiasalah memberi kabar gembira. Jangan membuat orang takut. Hanya Rasulullah SAW yang mempunyai otoritas memberikankan kabar gembira sekaligus membuat orang takut. Dengan berkata 'Anda jangan berbuat ini nanti akan masuk neraka untuk menerima hukuman. Jika melakukan ini, kalian mendapat kabar gembira.' Hanya Rasulullah SAW yang bias melakukannya.

Untuk yang lainnya (seperti) Awliyaullah hanya diijinkan bicara untuk memberikan kalian kebahagiaan didalam hati, mencintai Allah SWT, mencintai Nabi. Tidak untuk membuat kalian lari menjauh.

Dan Grandsyaikh, semoga Allah merahmati jiwa beliau, berkata, "Semua Kitab Suci yang pernah diturunkan Allah SWT kepada para Nabi, termasuk Qur'an dan Hadits, semuanya Haqq, semuanya benar." Semua kita yang beliau maksudkan asli disini artinya berasal dari Sumber Surgawi Kuno, yaitu Kalam (ucapan) Allah. Qur'an adalah Kalam Allah, bukan diciptakan. Dan dalam Qur'an semua kitab datang, dalam Qur'an semuanya datang termasuk Hadits. Itu artinya semuanya adalah wahyu, dari Allah
SWT kepada Nabi, dan dari Nabi kepada kita. Grandsyaikh berkata, "Semuanya datang dari satu sumber, dan sumber itu adalah Al-Haqq." Itu artinya inilah manifestasi/tajalli dari salah satu nama-Nya dan dari Nama tersebut semua kitab ini berasal dan Qur'an juga datang dari satu Nama dan Atribut. Semua rahasianya berasal dari Ismullahi
Ar-Rahman. Itulah mengapa Dia berfirman Ar Rahman 'Allamal Qur'an [QS Ar-Rahman 55:1-2]. Beliau tidak berfirman, "Allah Allamal Qur'an", namun Allah SWT berfirman, "Ar-Rahman Allamal Qur'an."

Allah adalah Nama Yang Mencakup dari 99 Nama, Nama yang Melingkupi.
Allah adalah Al-Ismul Jami' ul Asma' was shifaat.

Allah adalah Nama yang Melingkupi 99 Nama.

Jadi, semua rahasia ini berasal dari satu nama, yaitu Ar-Rahman, dimana Ar Rahman Allamal Qur'an, Ar Rahman Khalaqal Insan. Dimanakah kalian dapat memperoleh makna Allah SWT? Tidak seorangpun paham haqiqat atau makna dari ALLAH. Mereka dapat paham dari Nama-nama dan Atribut-atribut-Nya, Shifat wa Asma'. Dari atribut-atribut dan nama-nama kita tahu Allah SWT. Kalian tidak dapat memahami Allah SWT kecuali melalui Asmaul Husna. Semua rahasia ini datang dari Rahman.
Bagaimana dengan Nama lainnya? Belum dibukakan.

Barang siapa yang tidak percaya dengan apa yang Grandsyaikh katakan, beliau berkata, "Apa yang aku katakan berasal dari hati Rasulullah SAW. Khutbah-khutbahku bukan bagi semua orang. Siapa-siapa yang tertarik bisa mengambilnya dan yang tidak, terserah kepadanya. Aku bicara kepada ruh-ruh. Ruh tertarik dengan pembicaraanku. Jiwa semua orang dimuka bumi ini tertarik. Jika punya headset, dia akan mendengar. Ketika aku bicara karena diperintah oleh Rasulullah SAW. Semua jin, semua awliyaullah diseluruh dunia membuka telinga. Allah SWT mengkaruniai aku dengan kekhususan itu."

Grandsyaikh berkata, "Semua pengetahuan ini, semua ahkaam ini, tata tertib, ajaran-ajaran. Apapun yang datang, semuanya berasal dari ismullah ar-Rahman."

Alhamdulillah Rabbiul aaalamin, Ar Rahman ar-Rahim [QS Al-Fatihah 1:2-3]

Perhatikan bagian pertamanya. Allah SWT tidak mengucapkan Ar-Rahiim, Allah SWT memuji Diri-Nya sendiri dengan mengucap Alhamdulillah, siapakah Allah? Rabbal Aalamiin, sang Pencipta seluruh makhluk. Kini, Dia menjelaskan. Dia-lah Ar-Rahman Ar-Rahiim, jadi Ar Rahman ar-Rahiim menjelaskan Rabbal Alaamin. Rabbal Alamiin menjelaskan Allah SWT. Apakah yang dibukakan dari Ar Rahman?. Inilah sumber dari apa yang kita ketahui, yang dibukakan kepada Awliya, yang Rasulullah SAW bukakan kepada para Sahabat. Dan apa yang Allah SWT bukakan kepada Rasulullah SAW adalah urusan antara Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Dan Grandsyaikh berkata, "Dari rahasia ini Allah SWT membukakan hatiku. Dan Rasulullah SAW memperlihatkan kepadaku bukan hanya mendengar saja tapi beliau memperlihatkan. Bagaimana Allah SWT adkhalan Nabiyyu SAW, bagaimana Allah SWT memperjalankan Rasulullah SAW dalam perjalanan malam tersebut dan bagaimana Allah SWT menghiasi Rasulullah SAW dengan 99 Nama dan seluruh atribut indahnya ketika Rasulullah SAW berada di qaaba qausaini au adnaa itu, ketika Rasulullah SAW ada dalam jarak yang dekat. Dua ujung busur panah atau lebih dekat. Seberapa dekat tepatnya antara Rasulullah dengan Allah SWT, hanyalah Allah SWT yang Maha Mengetahui. Allah SWT menghiasi beliau dengan 99 Nama-nama Indah dan Atribut-Atributnya."

Untuk apa Allah SWT memanggil Rasulullah SAW? Untuk piknik? Allah SWT memanggil beliau SAW untuk merahmatinya. Allah SWT memanggil beliau untuk memberikan apa yang Allah SWT tidak akan berikan kepada yang lain. Allah SWT tidak memanggil nabi lain kecuali Rasulullah SAW.

Alhamdulillaahi Rabbal alamiin. ..Segala puji bagi Allah, sang Pencipta seluruh makhluk

Ar-Rahman Ar-Rahiim. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Jika Dia mengatakan tentang DiriNya sendiri sebagai yang Maha Penyayang, siapakah menurut kalian yang akan dimasukkan ke dalam api neraka?

Ummatun Nabi yang mengucap Laa ilaha illallahu Muhammadurrasuuluillah. Siapa dari mereka yang mengucap Bismillahirrahmanirrahiim. Siapa dari mereka yang tiap hari mengucap Alhamdulillahi Rabbal aalamiin Ar Rahman Ar Rahiim Maaliki Yaumiddin. Aku-lah yang Maha Pengasih, Aku-lah Maha Pengampun. Selesai!

Berbahagialah! Bahwa kita diciptakan Allah SWT sebagai bagian dari Ummatun Nabi SAW.

Bukan hanya itu saja, kita menyertai mereka yang berasal dari Ahl Bayt. Mereka membimbing kita, ini tidaklah mudah mencari seorang pembimbing dari Ahl Bayt yang membimbing kita, mengarahkan kemanapun kita butuh tahu dan menjadi.

Allah SWT mengambil beliau SAW ke adkhalahu, adkhalahu artinya memasukinya, dalam pemahaman –dalam samudera, fi buhuur al-Asmaul Husnaa, dalam samudera Asmaul Husna, dan wa arrafaahu dzaatahu, dan Dia SWT mengenalkan beliau kepada DiriNya melalui 99 Nama.

Dia membawa beliau masuk ke dalam 99 Nama, mendandani beliau dengan tajalli itu dan membawanya ketika beliau sudah siap. Dia mengenalkan beliau ke DzatNya yang telah dijelaskan melalui 99 Nama. Itulah sebuah tingkat tinggi pemahaman. Rasulullah SAW telah didandani melalui 99 Nama.

Jika Rasulullah SAW tidak memperoleh tajalli dari 99 Nama ini, beliau tidak akan sanggup masuk ke dalam samudera itu, didalam lingkaran tersebut untuk melihat. Itulah mengapa beliau berada di jarak yang sangat dekat. Qaaba qausaini au adnaa.. dua ujung busur panah atau lebih dekat, Dia membawa beliau dalam adna itu, kurang dari dua ujung busur panah, mungkin 1 cm, mungkin kurang dari 1 mm.

Dia berfirman adna, yang dalam arti umum adalah kurang. Bisa juga 1 meter, 2 meter
dan kurang dari itu. Berapakah jarak 1 anak panah? 30 inchi, sekitar 90 cm. sekitar 1 meter. Kurang dari dua meter.

Saat kalian bicara dengan seseorang, kalian bicara dalam suatu jarak 1-2 meter. Allah SWT berfirman bahwa Dia membawa beliau SAW mendekat hingga sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat.

Dia membawa beliau ke dalam haqiqat itu yang sepenuhnya tidak diketahui dan tidak dapat dilihat.

Itulah mengapa Rasulullah SAW adalah laa syarika lahu minal anbiyaa, beliau tidak punya rekan diantara para Nabi. Beliaulah yang paling unik. Semua nabi lainnya dapat saling berbagi. Namun Rasulullah SAW laa syariika lahu berbeda dalam pengetahuan, penciptaan dan kedekatan beliau dengan Allah SAW.

Itulah mengapa pada Hari Kiamat semua nabi beserta ummat mereka akan datang kepada Sayyidina Muhammad SAW memohon syafa'at demi keselamatan mereka. Siapapun diantara Awliyaullah yang mewarisi ilmu dari Rasulullah SAW berdasarkan tingkatan mereka, Nabi SAW akan memberikan sesuai dengan tingkatan mereka. Apa yang Allah SWT berikan kepada Rasulullah SAW akan Rasulullah SAW berikan sesuai dengan tingkatan yang Wali tersebut capai. Semua pengetahuan yang Awliyaullah capai berasal dari 2 buah Nama, yaitu: Al-Jalal wal-Jamal. Al Jalal Maha Luhur, dan Al-Jamaal Maha Indah. Pengetahuan mereka berasal dari 2 buah Nama ini.

Namun Sulthanul Awliya akan mengambil apapun yang dibukakan oleh Rasulullah SAW dari 99 Nama, Sultahul Awliya akan mengambilnya.

Grandsyaikh berkata, "Jika Allah SWT akan memberikan otoritas kepada Nabi supaya Nabi dapat mendandani Awliyaullah dengan 2 buah Nama ini. Wali tersebut akan meleleh seperti es krim yang meleleh. Seperti salju yang meleleh, dari manifestasi/tajalli inilah datangnya." Mereka tidak dapat mengambilnya. Ini bagaikan sumber utama energi listrik yang datang ke rumah kalian, seluruh rumah akan terbakar bila kelebihan
muatan listrik. Kalian membutuhkan transformer/trafo.

Awliyaulllah tidak bisa. Rasulullah SAW tahu berapa banyak dosis yang dapat diterima Awliyaullah. Dosis mereka sesuai dengan tingkat mereka.

Alhamdulillah karena Allah SWT telah menghubungkan kita dengan Sulthanul Awliya yang pengetahuannya diatas pengetahuan yang lainnya.

Aku tidak pernah baca dibuku manapun, apa yang aku dengar dari Grandsyaikh dan Mawlana Syaikh. Tidak mungkin ada. Kita membaca ratusan dan ribuan buku. Tidak ada satupun yang memuat pengetahuan seperti ini.

Jika kalian beribadah siang dan malam , ataupun jika kalian siang dan malam tidak pernah beribadah, apakah Allah SWT menjadi lebih besar karena ibadah kalian atau Allah SWT akan menjadi lebih kecil jika kalian tidak beribadah? [Tidak]

Yang Maha Esa tidak pernah berubah dan apapun tidak berpengaruh bagiNya. Dia tidak akan menghakimi para HambaNya dengan sesuatu yang tidak berdampak bagiNya.

Jika seluruh dunia menyembah Allah SWT siang dan malam, tiada dapat mengubahNya. Karena Dia adalah Allah, Dia-lah sang Pencipta. Dia menciptakan siang dan malam. Dia menciptakan seluruh makhluk.

Jika semua orang tidak menyembah. Hal itu juga tidak akan mengubahNya. Jadi, Allah SWT konstan. Tidak berubah. Tidak lebih dan tidak kurang. Apakah efek yang dapat mempengaruhiNya? Tidak ada.

Maka, dakwaan apa lagi yang Allah akan tuntut dari para hambaNya.

Oleh sebab itu Grandsyaikh berkata, "Kalau kita bertanya para seorang anak "dan kita semua anak-anak, maka mari kita ajukan pertanyaan ini pada diri kita), manakan yang lebih besar atau kuat, syafa'at dari Nabi SAW, atau dosa dari ummat manusia?

[Syafa'atun Nabi SAW].

Anak kecil pun bisa menjawab itu, bahwa syafaat Rasululah SW lebih lebar atau kuat dibandingkan seluruh dosa ummat manusia.

Nah, Allah SWT mengkaruniakan kekuatan itu semua kepada Rasulullah SAW, bagaimana dengan Allah SWT sendiri?

Kalau Rasulullah SAW saja bisa menanggung, bahwa syafa'at beliau lebih luas dari dosa seluruh jagat raya ini, apakah kalian kira ada orang yang akan ditinggalkan tidak terbawa syafa'at Rasulullah SAW?

Itulah mengapa Allah SWT telah mencipta dan memberikan ciptaan-Nya kepada Sayyidina Muhammad SAW. Allah SWT berfirman, "Ya Muhammad, Aku telah menciptakan mereka dan Aku berikan kepadamu. Aku tidak terpengaruh. Aku telah menciptakan mereka untukmu."
Itulah mengapa ketika Adam memohon,
"Yaa Rabbii, ampunilah aku demi kemuliaan Muhammad".
"Bagaimana kamu tahu tentang Muhammad?"
"Namanya ada dimana-mana."
Allah SWT menjawab, "Jika bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakan kamu."

Jadi, semua orang akan menerima syafa'at beliau SAW. Jadi, siapa yang tidak menerima syafa'at beliau SAW? Tidak seorangpun yang ketinggalan.

Namun, tidak sepatutnya kita bersikap tidak-berterimakasih. Itulah mengapa Awliyaullah senantiasa bersyukur. Awliyaullah beribadah lebih banyak karena berterima kasih/bersyukur.

Jangan jadi orang yang tidak berterima kasih dengan mengatakan,"Ah, sudah ada syafa'at Nabi, aku akan melakukan apa yang aku suka." Bukan, bukan itu maksudnya.

Maksudnya adalah jangan berdiri dihadapan Rasulullah SAW dalam suatu kondisi yang tidak akan membuatmu iri, artinya situasi yang memalukan dimana kalian merasa malu. Jangan memalukan dihadapan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW tidak ingin kalian merasa malu. Beliau SAW ingin kalian senang. Beliau SAW ingin menampilkan kalian dan berkata, "Yaa Rabbi, inilah ummahku. Inilah yang Engkau berikan kepadaku. Inilah yang aku kembalikan kepada-Mu dalam keadaan sempurna, suci."

Rasulullah SAW akan berkata dalam syafa'at beliau, "Yaa Rabbii, Engkau-lah pemilik para hamba ini, manusia-manusia ini. Kau-lah pemiliknya. Sebagian dari mereka tahu tentang aku dan sebagian lagi tidak. Sebagian dari mereka mendengarkan aku dan sebagian lagi tidak. Namun, Kau-lah pemilik mereka. Karena Engkau-lah pemilik mereka, aku tidak ingin Kau memiliki sesuatu yang tidak mereka syukuri. Aku tidak
suka melihat seseorang yang tidak suci, karena Kau-lah pemilik mereka. Mereka harus menjadi suci. Allah tidak akan memiliki sesuatu yang tidak suci. Yaa Rabbii, ampuni mereka."

Allah SWT akan membuat mereka suci. Karena kalian tidak bisa berada di hadirat Allah SWT dalam keadaan tidak suci.

Dan Rasulullah SAW tidak akan meninggalkan seorangpun. Beliau harus membawa mereka semua masuk surga!

Siapakah yang sebelumnya memberitahukan pengetahuan ini? Siapakah yang membawa hikmah-hikmah ini? Bacalah banyak buku. Telitilah! Niscaya kita tidak akan pernah menemukannya. Tidak, tidak mungkin.

Itulah kenapa dalam Isra Mi'raj. Ketika Rasulullah SAW berada di hadapan Allah SWT, Dia berfirman, "Yaa Muhammad, Aku membawa semua ruh makhluk yang Ku-ciptakan dari awal hingga akhir Aku berikan kepadamu."
Allah SWT telah membawa ruh dan Dia SWT memberikannya kepada Rasulullah SAW. Semua ruh bersih dan suci. Karena semua orang diciptakan dalam keadaan suci. "Ini, Aku percayakan ditanganmu. Berikanlah kembali pada Hari Kiamat." Rasulullah SAW melihat. Semua ruh bersih. Semuanya beriman. Tidak ada satu titik pun noda hitam meski hanya setitik debu. Sangat bersih, sangat transparan. Tidak berdosa. Semua ruh pantas mendapatkan Surga.

Rasulullah SAW senang. "Yaa Rabbi, Aku mengambil mereka".

Allah SWT berfirman, "Kau kembalikan mereka sama seperti Aku berikan kepadamu."

Tentu saja. Mereka semua suci.

Dan Grandsyaikh berkata, setelah Rasulullah SAW menjawab "Ya" maka Allah SWT membuka dan memperlihatkan semua dosa mereka.

Rasulullah SAW bertanya, "Yaa Rabbi, apa ini?"
Allah SWT berfirman,"Yaa Muhammad, inilah ruh-ruh yang telah Aku berikan kepadamu. Engkau telah berjanji akan mengembalikannya kepada Aku dalam keadaan suci. Inilah tugasmu. Bersihkan dan bawa mereka kepadaKu.."

"Yaa Rabbi, aku membutuhkan bala bantuan."

Allah SWT telah menciptakan 124.000 wali bagi Nabi SAW yang dipastikan mampu membimbing ummah sampai Hari Kiamat. Awliyaullah ini mengambil tanggung jawab yang tidak memerlukan berhadapan dengan murid mereka. Awliyaullah punya murid yang tidak pernah bertemu dengan mereka. Tapi mereka bertemu dalam spiritualitas melalui kepribadian berbeda yang muncul didepan mereka disuatu tempat. Awliyaullah dapat berubah, mereka dapat berada di tempat berbeda dalam wujud 12.000 orang. Satu wali dapat hadir di 12.000 tempat pada waktu bersamaan. Allah SWT
memberikan mereka kekuatan tersebut untuk membimbing ummah. Awliyaullah akan membimbing mereka. Jadi, Rasulullah SAW mendistribusikan ummah kepada awliyaullah. Wali yang satu membimbing 1 juta ummah, yang ini 10 juta ummah, yang itu 50 juta ummah. Wali yang ini menjamin 700 juta ummah. Yang ini sejumlah ini, yang itu sejumlah itu. Awliyaullah mengambilnya. Mereka mengambil tanggung jawab tersebut.

Itulah mengapa mereka punya tanggung jawab yang besar.

Kita adalah domba, kalau Awliyaullah berkata jalanlah ke sini, kita menuruti. Awliyaullah harus pergi didepan kemudian kita mengikuti. Kalian tidak dapat mengikuti dengan berkata kita pergi ke arah ini. Tidak bisa, setan ada pada diri kita. Pergilah didepan kami (AwliyaAllah memimpin kita), kami mengikuti Anda.

Itulah mengapa awliyaullah mengambil kalian melalui jiwa. Awliyaullah tahu bahwa
tubuh kalian tidak menerima, kalian tidak setuju dengan apa yang awliyaullah katakan namun jiwa kalian menerima.

Jadi, pastikan cinta kalian kepada Mursyid kita, kepada Mawlana Syaikh Nazim tidak berubah. Tetap konstan. Maka beliau akan membawa kalian ke cinta kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW akan membawa kalian ke Cinta kepada Allah SWT. Cinta yang akan menjadi konstan. Kita hentikan disini dulu, kita lanjutkan dilain waktu.

Wa min Allah at-Tawfiq bihurmatil habib Al-Faatihah!



Sumber :
milis muhibbun_naqsybandi@yahoogroups.com
posted by Sri Rahayu Handayani

Arsip Blog