Selasa, 26 Mei 2009

Khutbat al-Jumuah Tanggal 2 Maret 2007

Khutbat al-Jumuah Tanggal 2 Maret 2007
Mawlana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani
Masjid Oakland


Alhamdulillah , Allah (swt) adalah Dia yang memberikan kemurahan-kemurahan-Nya kepada semua orang. Allah (swt) tidak menciptakan makhluk untuk meninggalkan mereka tanpa pahala; dan memberi pahala kepada seseorang kau harus mengecek apa yang telah dia lakukan. Disekolah, mereka memberikan hadiah kepada seseorang diakhir tahun pendidikan jika berprestasi. Kau tidak bisa memberikan seseorang hadiah tanpa mengeceknya.

Allah (swt) akan mengecek kita dan memberitahukan kepada kita. Dia tahu apa yang telah kita lakukan atau yang tidak kita lakukan tapi Dia ingin kita untuk waspada dengan apa yang kita lakukan atau yang tidak kita lakukan. Melebihi Cinta-Nya, Dia ingin semua orang menjadi baik dan Dia ingin memberitahukan kepada kita bahwa, "jika kau melakukan perbuatan yang baik Aku akan memberimu pahala."

Kesimpulannya, itu artinya ada satu hari dimana Allah akan mengubah segala sesuatu dimuka bumi untuk memanggilmu ke hadirat-Nya.

Dia tidak bisa melanjutkan penciptaan yang tinggal dimuka bumi dan kemudian bersabda, "Baiklah, Aku akan mengadili kelompok ini sekarang dan nanti Aku akan mengadili kelompok lain, dan kemudian setelahnya, kelompok yang lain.

يَوْمَ هُم بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِّمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

Yaumahum baarizuuna laa yakhfaa 'ala Allahi minhum syai-ul li manil mulkul yauma lillaahil waahidi'l qahhaar

(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. [Al Mu'min (40):16]

Dia berfirman: Untuk siapa Kedaulatan pada hari itu? Untuk Allah yang Maha Esa, Maha Menghancurkan." Setelahnya Allah (swt) memerintahkan Sayyidina Israfil untuk meniup (blow) sangkakala (kami tidak punya kata lain dalam bahasa Inggris untuk apa Allah memerintahkan Israfil untuk meniup (to blow in)), yang akan berakhir dalam satu detik, jangan berkata, "Oh, itu (ditiupnya sangkakala .penerj) masih amat lama."

Kemarin mungkin mereka yang tinggal disuatu daerah ini merasakan sebuah gempa bumi. Gempa bumi tidak membutuhkan ijin darimu… apakah ada yang minta ijinmu agar gempa bumi terjadi? Ketika perintah Allah (swt) datang, maka akan terjadi segera dan tiba-tiba. Aku pernah mendengar dari gurunya guruku sekitar 50 tahun yang lalu ketika aku masih muda belia, bahwa Allah (swt) mempunyai para malaikat yang mencengkeram jagad raya ini; inilah bagaimana dia berkata; dank au mungkin memahaminya seperti itu. Mereka mencengkeram jagad raya ini dengan tali temali; itu artinya mereka mencengkeramnya dengan sesuatu. Ketika Allah (swt) memerintahkan mereka, mereka menggerakkan ujung tali itu. Gerakan itu memberikan kita sebuah ide bahwa saat Allah (swt) berkehendak untuk menggerakkan sebuah tempat, Dia akan menggerakkannya. Seperti saat kau menggerakkan seutas tali, yang kau lakukan seperti sebuah gelombang.

Jadi, kini mereka menemukan teori tali (string theory). Sementara 50 tahun yang lalu ketika Grandsyaikh berkata kami juga memikirkan tentangnya (tali yang dipegang malaikat .penerj), sehingga memberikan kita sebuah ide bahwa Allah (swt) akan memberikan sebuah perintah kepada para malaikat-Nya untuk mengguncangkan tempat itu. Bahwa Allah (swt) akan memberikan perintah karena inilah kepercayaan dalam Islam, meskipun kau percaya atau tidak. Sebagaimana ketika Sayyidina Jibril saat menghampiri Nabi (saw) dan bertanya, "Apakah Islam itu?" dan beliau menjawab 5 rukun Islam.

Kemudian saat Jibril bertanya kepada beliau (saw), "Apakah imaan itu?" Beliau memberikan jawaban 6 rukun iman dan itu termasuk 'wa bil qadr khayrihi wa syarrihi...wa bil yawm il akhira—percaya akan takdir, baik takdir yang baik maupun yang buruk."

Jadi, kau menentang apa yang Allah (swt) telah perintahkan kepada kita untuk diyakini. Aku tidak ingin menggunakan kata kufr tapi saat kita tidak percaya dengan Hari Kiamat, itulah kufr.

Mereka kini bicara tentang pemanasan global.

Bahkan jika sebuah hadist yang lemah, jika dipertimbangkan untuk fada'il al-'amaal, dari amalan baik, itu bisa dipertimbangkan. Itu yang bisa kita anggap tidak benar. Jika ini bagi kita lebih banyak 'ibadah maka kita akan melakukannya. Ada hadist yang mengatakan saat Hari Kiamat mendekat, dengan sebuah penjelasan Hari Kiamat dan kau dapat membaca tentang hal itu. Sebagian besar dari apa yang disebutkan tentang Hari Kiamat dalam Bukhari dan Muslim dan salah satu pertanda yang tidak disebutkan dalam Bukhari atau Muslim tapi ada dalam hadist lain, dikatakan akan ada suatu perubahan dimuka bumi; itu adalah ketika cuaca dari dingin menjadi hangat dan yang hangat menjadi dingin. Dan kini mereka bicara tentang pemanasan global dan sang Nabi (saw) sudah mempredikasikan 1400 tahun yang lalu.

Jadi, pemanasan global adalah salah satu tanda Hari Kiamat, tapi kita percaya apa yang ilmuwan katakan dan kita tidak percaya dengan apa yang sang Nabi (saw) katakan.

Dan apa yang kita lakukan untuk Hari Kiamat? Insya Allah kita tidak mempunyai penyakit itu, dan kita ingin agar tidak seorangpun mempunyai penyakit itu, tapi jika kau mempunyai kanker dan mempunyai waktu hidup tinggal 3 bulan lagi, apa yang akan kau lakukan? Jika kau tidak pernah shalat maka kau akan shalat. Jika kau tidak pernah puasa, lalu kau puasa. Kau memberikan semua uangmu.

Jadi, mengapa -jika kita tahu tentang ini- kita tidak berusaha melakukan ibadah lebih semenjak melihat tanda-tanda Hari Kiamat?

Hal termudah yang dapat kita lakukan adalah melakukan sesuatu yang semua orang bicarakan tapi aku tidak percaya dilakukan. Itu mungkin dari sebagian orang.

Kesempurnaan adalah bagi Allah (swt). 'alkamaal alhaqiqi' adalah bagi Allah (swt). Kepatuhan penuh adalah kepada Allah (swt). Cinta yang penuh adalah kepada Allah (swt). Dan siapakah yang mempunyai menyempurnakan itu, cinta yang penuh kepada Allah (swt), kepatuhan penuh kepada Allah (swt)? Dia adalah Sayyidina Muhammad (saw). Tidak seorang pun dapat melakukan itu, tapi kau dapat maju dan mahabbat itu menciptakan kepatuhan. Itulah cinta yang menciptakan kepatuhan.

Sayyidina al-Hasan (ra) pernah berkata bahwa pada zaman Sang Nabi (saw) banyak kelompok datang kepada Nabi (saw), 'aqwaamun min an-nas', aqwaam artinya para kepala suku atau orang-orang yang berbeda. Mereka berkata, "Kami mencintai Allah (swt)". Sang Nabi (saw) tidak menjawab apa-apa karena beliau mempunyai karakter yang baik.

Beliau menunggu wahiy. Wahiy datang dengan Surat Ali 'Imran 31, yang berisi apa yang dilakukan jika kau ingin mencintai (swt).

Karena mereka datang dan berkata kami cinta Allah (swt). "Baiklah, jika kau mencintai Allah (swt), maka ada sebuah kondisi; sebuah kondisi sederhana."

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Qul in kuntum tuhibbuunallaaha fat tabi'uunii yuhbibkumullaahu wa yaghfir lakum dzunuubakum wAllahu ghafuurun rahiim

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali 'Imran (3):31]

"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. Artinya "ikutilah prediksi-prediksiku. Akan datang suatu hari ketika Allah berkehendak memberimu pahala: itulah Hari Perhitungan."

Hari itu didepan kita. Seperti Nabi (saw) pernah katakan kepada orang Baduy saat dia bertanya, "Kapankan Hari Kiamat?" dan Sang Nabi (saw) menjawab, "Apa yang sudah kau siapkan untuk hari itu?"

Dia menjawab, "Cintamu." Beliau (saw) berkata, "Itu cukup."

Allah (swt) memberitahukan kepada semuanya jika kau ingin mencintai Allah, kau harus mencintai Muhammad (saw) –tidak ada cara/jalan lain.

Sang Nabi (saw) pernah berkata, "Jika seorang mencintai ayahnya apa yang akan dia lakukan? Dia akan meniru sang ayah. Jika dia (perempuan) mencintai ibunya, dia akan meniru ibunya."

Jadi, jika kita mencintai Nabi kita, apa yang kita lakukan? 'man ahya sunnatii faqad ahabaniie.' - "Dia yang melaksanakan Sunnahku, mencintaiku."

Apakah kita melakukan Sunnah sang Nabi (saw)? Aku tidak ingin berkata apa-apa –orang-orang akan marah kepadaku… Ada banyak, banyak hal yang tidak memperlihatkan tanda-tanda ke-Islam-an pada kita. Itu tidak baik. Jika aku melihat seseorang yang mengenakan pakaian barat dan aku tidak melihat tanda-tanda ke-Islam-an pada dirinya, bagaimana aku bisa memberikan salaam kepadanya? Ini adalah Sunnah untuk segera memberikan salaam kepada saudara seiman dijalan. Bagaimana kita tahu jika seseorang Muslim atau tidak?

Jika kita benar-benar mencintai sang Nabi (saw), kita melakukan sunnah. "Dan semua orang yang mencintai aku -dengan melakukan Sunnahku- akan bersamaku dalam surga."

Jadi, apa yang kita perlu kita lakukan agar bersama Nabi (saw) dalam surga? Lalu Allah akan menjadikan dunya kita sebagai Surga dan akhirat kita adalah Surga.

Untuk awliyaullah, orang-orang yang pasrah dengan apa yang telah Allah (swt) berikan kepada mereka, maka hidup mereka adalah Surga. Kau dapat melihatnya pada orang-orang yang tidak memiliki rumah (pramuwisma). Kemarin aku sedang di San Francisco dan aku melihat orang-orang yang menaruh pakaian di 2 gerobak berbeda dan duduk disana. Dan orang itu sangat bahagia. Jika orang-orang pasrah dengan apa yang telah Allah (swt) berikan kepada mereka, mereka ada didalam surga.

Bishr al-Hafi adalah guru dari Sayyidina Imam asy-Syafi'i dan seorang wali besar. Dia berkata, "Aku melihat sang Nabi (saw) dalam mimpi. Imam asy-Syafi'i berkata, "Oh Bishr, apakah anda tahu dengan apa Allah (swt) telah menaikkan anda diantara kaummu… Dia menaikkanmu lebih daripada Dia menaikkan yang lainnya."

Dia menjawab, "Tidak, aku tidak tahu, dapatkah kau memberitahuku?"

Imam asy-Syafi'i berkata, "Dengan khidmah-mu kepada kaum shalihiin, itu disebutkan dalam Qur'an:



أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Alaa inna auliyaa'Allahi laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [Yunus ( 10):62]

dan nasehatmu kepada teman-temanmu."

Kini orang-orang tidak saling menasehati; mereka tidak peduli. Apa yang kita sarankan hari ini kecuali politik?... ini yang terjadi, itu yang terjadi.

Masjid-masjid kita menjadi tempat-tempat politik. Mereka tidak mempunya tempat lagi untuk belajar. Sangat sedikit sekali. Tapi tidak seorang pun mengajarkan tasawwuf disana. Aku sedang di Mesir dan bertemu dengan grand mufti Mesir, Ali Gomah. Aku bertanya, "Bagaimana dengan ajaran tasawwuf di al-Azhar?" Dia menjawab, "Biasanya ada lebih dari 1.000 murid yang belajar tasawwuf di al-Azhar. Itu semua sudah berlalu –kini hanya ada 20 murid." Itulah yang hilang…kesungguhan itu, keshalehan itu, rasa Islam itu telah hilang sekarang. Ali Gomah mengeluhkan tentang trend yang ada disana; mereka hanya bicara tentang spiritualitas tanpa satu pun memberikan "rasa" itu. Kau dapat menemukannya di Indonesia, di Afrika, di Timur Tengah di sebagian Negara lain – tapi sisanya benar-benar telah hilang – pengetahuan ini.

Jadi Imam asy-Syafi'i berkata, "Bishr al-Hafir, nasehatmu kepada teman-temanmu dan kecintaanmu kepada para sahabatmu dan orang-orang yang melakukan Sunnah, dank arena kau mengikuti Sunnahku."

Sebagaimana dalam hadist sang Nabi (saw) "Barang siapa melakukan Sunnahku di hari-hari akhir ketika orang-orang meninggalkan Sunnah, bahkan bila hanya satu Sunnah, kau akan memperoleh manfaat seperti 100 syahid atau 80 syahid.

Barang siapa melakukan Sunnahku 'inda fasaada ummattii' akan mendapatkan manfaat seperti 70 syahid, atau 100 syahid.

Apakah Sunnah itu? Sunnah adalah (memperlihatkan siwak). Jika kau menggunakan siwak sebelum shalat, maka shalat itu menjadi 28 shalat.

Jika masuk ke rumahmu dengan kaki kanan dahulu, maka kau akan diberikan pahala sebanyak 70 syahid atau jika kau keluar rumah dengan kaki kiri terlebih dahulu, itulah sebuah Sunnah sang Nabi (saw).

Menyingkirkan sesuatu yang dapat menyakiti orang lain dari jalan, itulah Sunnah sang Nabi (saw). Jika kau melakukan 4 raka'at sebelum Zuhur, itulah Sunnah, bahkan jika kau shalat 2 raka'at.

Jika melakukan shalat sunnah Ashar, kau akan diberi pahala seperti 70 syahid. Jika melakukan shalat Ashar tanpa shalat sunnah, kau melakukan kewajibanmu. Tapi jika melakukan shalat sunnah maka kau akan diberi pahala 70 syahid.

Siapapun yang memelihara jenggot akan memperoleh pahala tersebut. Aku tidak mau memberi tekanan terlalu banyak dalam hal ini atau aku akan dipukuli. (Tersenyum)

Beliau (saw) berkata, "Semua Ummahku akan memasuki Surga; kecuali yang menolak."

"Siapakah mereka yang menolak?" tanya mereka.

"Yang mematuhiku akan masuk Surga dan barang siapa yang tidak mematuhiku, lalu dia menolak."

[syafa'atii li ahl-il kabaair min ummatii— Syafa'atku adalah bagi pelaku-pelaku dosa-dosa besar (kabair) dari kalangan umatku. [HR. Tirmidzi]

Saat kita patuh kepada sang Nabi (saw) itu adalah sebuah tanda dari kecintaan kita kepada sang Nabi (saw).

Sang Nabi (saw) berkata, "'Amal apapun yang tidak mengikuti Sunnahku adalah ma'asiyyah". Dan Allah (swt) berfirman dalam Kitab Suci Al Qur'an, "Barang siapa yang mematuhi sang Nabi (saw) maka mematuhi Allah (swt)."

Ini panjang tapi aku akan mengakhiri dengan ini: 'qaala Sahl `alaamat hubullah hubb al-Qur'an—Tanda kecintaan kepada Allah (swt) adalah mencintai Qur'an Suci" dan tanda kecintaan kepada Qur'an adalah mencintai sang Nabi (saw) dan tanda kecintaan kepada sang Nabi (saw) adalah mencintai Sunnah beliau dan tanda mencintai Sunnahadalah mencintai akhirat dan tanda mencintai akhirat adalah membenci dunya dan tanda membenci dunya adalah mengambil yang paling sedikit- bukan mengejarnya, mengambil semua kesenangan dunya. Jadi, jangan serakah. Apa yang telah Allah (swt) berikan kepadamu telah Dia berikan.

Jika seseorang berada dalam keadaan sekarat (koma), mereka tidak dapat merasakan apa-apa dari cinta terhadap dunya. Masalah kita adalah kita berada dalam keadaan sekarat (koma) dari cinta terhadap akhira.

Semoga Allah (swt) mengampuni kita.



Sumber :
milis muhibbun_naqsybandi@yahoogroups.com
posted by Sri Rahayu Handayani

Arsip Blog