Minggu, 10 Mei 2009

Guru Ruhani Sejati 29 - Setiap Orang Membutuhkan Nasehat Mursyid

Bagian 29
Setiap Orang Membutuhkan Nasehat Mursyid
Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Senin, 29 April 2002


Syukur dan Dzikir adalah wajib bagi semua orang… Adzkuruni adzkurkum, wasykuruli wa la takfurun. Itu adalah suatu perintah. Orang lupa karena dunia dan egonya. Dzikir membimbing mereka. Ada yang disebut Dzakirin dan Sahibul Irsyad. Sahibul Irsyad atau Mursyid memberi cahaya dari Malakut kepada mereka yang berada dalam kegelapan. Rasulullah bersabda, “Waspadalah kepada orang-orang yang beriman karena mereka berjalan dalam cahaya Allah dan melihat yang terbuka dan yang tersembunyi, karena mereka tidak mempunyai hijab (penghalang) lagi.

Pada Hari Kiamat orang-orang akan bertanya kepada mereka yang mempunyai cahaya, bagaimana mereka bisa mendapatkannya, karena mereka membutuhkannya di dalam kegelapan. Tetapi itu sudah terlambat. Seorang hamba harus meraihnya di sini. Oleh sebab itu Allah menurunkan kitab dan memberi cahaya kepada Rasululullah saw. Barang siapa yang meraih cahaya itu maka dia menjadi orang yang beriman sedangkan yang lain tetap berada dalam kegelapan dan kekafiran. Para Sahabat mengambil cahaya itu dari Rasulullah, para Tabiin mengambilnya dari para Sahabat dan seterusnya. Orang-orang yang suci membawa Cahaya Ilahi, Nurullah. Sampai sekarang, Allah tidak meninggalkan ummat tanpa cahaya, dan hal ini akan terus berlangsung hingga Yaumul Qiyama. Setiap orang menerima cahaya sebanyak yang dia butuhkan dari orang-orang suci.

Setiap orang membutuhkan nasihat. Sehingga jika kalian melakukan langkah yang salah, kalian akan ingat kembali dan kembali lagi. Tetapi semua orang ingin hidup seperti yang diinginkan oleh ego mereka tanpa melihat Kehendak Allah swt. Oleh sebab itulah bencana menimpa ummat. Semoga Allah memberi kita bimbingan: Allaahummahdina fima hadayt…(Do’a Qunut). Allah tidak memberi 'izz kepada musuh-musuh-Nya. Kita membaca do’a ini setiap pagi, tetapi kita tidak memikirkannya. Kita tertidur dan kita berada dalam bayangan, bukan dalam 'izz. Yahudi hidup sesuka mereka dan kita meniru cara berpakaian mereka. Semoga Allah membimbing kita kembali ke jalan yang benar dan mengirimkan seorang yang membawa kita kembali kepada syari’ah. Kita harus menunjukkan kekuatan kita, banyak sekali negeri Muslim. Mereka tidak memberi bilangan yang benar kepada Muslim. Ada dua milyar dan mereka mengucapkan syahadat 5 kali sehari…

Oleh sebab itu kita harus menyingkirkan mitra itu dari singasananya, dan seluruh Rasul dikirim kepada umat manusia untuk mengajari mereka bagaimana melakukan tugas itu. Kita membutuhkan latihan dari seorang yang mampu menghadapi kemauan egonya, yang bisa menjinakkan egonya sehingga tidak lagi menyita terlalu banyak perhatian atau menjadi terlalu baik padanya. Sebelum sampai di sana, kamu harus waspada bahwa kamu juga seorang penyembah berhala yang rahasia, sehingga hatimu akan terkunci untuk mendapatkan rahmat dari Pengetahuan Allah.

Dengan menjadi teman dari orang yang telah menyadari betapa bahayanya permainan yang dimainkan oleh ego, dan kemudian mampu menghindari dirinya dari dominasi ego, para pencari kebenaran mungkin telah sampai pada sasarannya. Oleh sebab itu Rasul terakhir, Muhammad saw, mengajari para sahabat dengan memasukkan mereka ke dalam sebuah asosiasi atau majelis dengannya. Oleh sebab itu, para nabi terdahulu, guru-guru Naqasybandi menekankan pentingnya “Sohbet”, berasosiasi dengan Syaykh, sebagai pilar utama dalam melatih para pengikutnya. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa jika seorang menghadiri majelis tariqat seperti ini walau hanya 5 atau 10 menit, dia akan mendapatkan keuntungan spiritual yang banyak sekali yang nilainya sama dengan yang didapat dari melakukan ibadah sunnah selama 7 tahun.

Itulah besarnya kekuatan dari asosiasi para Nabi terdahulu. Kekuatan itu bisa bertambah kuat dengan kebersamaan orang-orang yang hadir dalam pertemuan itu dalam menyatukan hati dengan hati Syaykh-nya. Kekuatan itu merasuk ke hati setiap orang sehingga dapat menarik bentuk penyembahan ego yang tersembunyi hingga ke akar-akarnya. Kalian boleh mengamati bahwa dengan setiap pertemuan ini kekuatan ego akan melemah. Grandsyaykh menerangkan bahwa tanpa asosiasi sangat sulit untuk menarik ego keluar dari permainannya, untuk mengenali tipuan-tipuannya dan melarikan diri dari genggamannya. Kita membutuhkan bimbingan yang dapat menunjukkan jalan bagi kita untuk melewati karang, khususnya karena jejak itu yang sangat diinginkan oleh ego, tampak dari adanya rambu-rambu seperti, “Lewat Sini” , atau “Jalan Pintas”, yang kamu pikir semuanya baik-baik saja. Ego mendatangi dan menasehatimu, “Jika kamu melakukan ini, mungkin ada hasilnya, jika itu, ini. Ini cocok, tetapi yang itu tidak.”, dan dengan ‘nasihat yang baik’ itu ego mencari kesempatan untuk melemahkan hati kamu, untuk memalingkan diri dari Allah Yang Maha Kuasa.

Tetapi ketika kamu berasosiasi dengan Syaikh, ego dan apa yang dilakukannya dengan cepat akan dikenali dan menjadi nyata. Penyamaran ego dapat dengan mudah diketahui, sehingga di depanmu dia seperti berdiri, telanjang, dan terekspos. Kamu akan terkejut dan tiba-tiba berkata, “Itu tidak lain adalah egoku! Dia benar-benar rapi dalam penyamarannya sehingga aku menjadikannya sebagai penasehat yang sangat penting dan mulia, tetapi kini aku dapat melihatnya sama saja seperti bajingan lainnya.”

Berjamaah atau Asosiasi dengan Syaikh ini dapat membantumu mengerti dan menyadari kesalahanmu, lalu jika kamu bisa mengatasinya dan meninggalakan karakter buruk itu, dan meningkatkan dirimu barulah kamu dapat mengalami kemajuan pesat. Hal lain yang harus dimengerti adalah di mana pun kalian mengadakan majelis karena Allah, menyatukan hati dengan Guru-guru tariqat Naqshbandi, maka pertemuan itu akan sama saja tingkatannya dengan asosiasi yang baru saja gambarkan tadi. Jangan membuat kesalahan dengan berpikir bahwa satu-satunya pertemuan yang bermanfaat adalah pertemuan di mana Syaykh hadir secara fisik. Ketika kita saling bertemu, salah satu dari kita mungkin merupakan penghubung bagi masuknya inspirasi dari Syaykh: seseorang harus berbicara dan yang lainnya mendengarkan, seseorang harus menerima dari Syaykh dan yang lain melalui dia dari Syaykh. Tariqat Naqshbandi adalah Jalan Sufi yang sangat kuat dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan Rasulullah saw, dan asosiasi seperti ini adalah salah satu kebiasaan beliau, dan juga jalan dari para sahabat, sebagaimana beliau selalu menunjuk seorang pemimpin untuk menggantikannya ketika beliau berhalangan hadir.

Ya, seorang harus berbicara dan yang lain mendengarkan. Dengan cara ini semua pertemuan dengan saudara-saudara kita akan diberkati. Jika lebih dari seorang yang berbicara, atau jika ada argumentasi dan saling mengklaim, maka tidak ada kekuatan spiritual dalam pertemuan itu dan hati kita akan tetap dingin. Oleh sebab itu, jika kita mengindikasikan bahwa salah satu saudara kita akan melakukan asosiasi dalam suatu pertemuan, maka yang lain harus mendengarnya. Ketika kamu mendengarnya, dia akan mampu menerima inspirasi dari Grandsyaykh yang hatinya berhubungan dengan Rasulullah saw, dan hati Rasulullah selalu berhubungan dengan Allah swt. Dengan cara ini Allah akan membantu orang itu dan melimpahkan Berkah-Nya yang tidak terbatas, juga Rahmat, Pengetahuan, dan Samudra Kenikmatan-Nya, jadi melalui kata-katanya, orang yang hadir dalam pertemuan itu akan dibimbing menuju tujuannya masing-masing.

Ketika seseorang diminta untuk berbicara mewakili Syaykh di mana pun dan kapan pun, bisa jadi ada seratus, seribu, atau sejuta orang yang mendengarkannya dan setiap orang masing-masing dapat mengambil pelajaran apa yang dia butuhkan. Adalah mustahil jika seseorang berbicara atas nama Syaykh tanpa ada yang memperoleh keuntungan dari pembicaraannya itu, sebaliknya setiap orang akan mengambil bagiannya.

Selama sekitar 40 tahun saya berasosiasi dengan Grandsyaykh, dan saya terbiasa untuk menuliskan kata-katanya. Kalau dihitung-hitung semuanya lebih dari 7000 sohbet. Beliau sangat baik dengan sahabatnya dan dalam memberikan kebijaksanaanya, bahkan walaupun hanya satu orang yang hadir, beliau akan duduk dengannya dan mengajarinya. Beliau juga biasanya berbicara kepada orang banyak dengan cara yang mudah, tidak pernah kehilangan kata-kata ketika berbicara dengan seseorang atau sekelompok orang, baik anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, pemuda dan orang tua, warga kota yang berpendidikan atau penduduk desa, beliau dapat menyampaikan pesan kepada mereka menurut kapasitas pikirannya, berbicara kepada mereka sesuai dengan tingkatannya, meskipun pada kenyataanya beliau sendiri buta huruf. Hal ini adalah mungkin karena ilmunya tidak diturunkan dari buku-buku, melainkan dari hati, dan lewat hatinya mengalir segala yang kita butuhkan.

Wa min Allah at Tawfiq



Dikutip dari http://mevlanasufi.blogspot.com

Arsip Blog