Minggu, 10 Mei 2009

Guru Ruhani Sejati 21 - Memperbaiki Diri Melalui Mursyid Sejati Tariqah

Bagian 21
Memperbaiki Diri Melalui Mursyid Sejati Tariqah
Suhbat Syaikh Muhammad Hisham Kabbani
Pekalongan, 16 Oktober 2000


Para Sahabat pada masa Nabi, mendapat bimbingan dan pengajaran dari Nabi saw. Setiap sahabat diberinya suatu rahasia, yang dengan rahasia itu mereka akan membimbing umat. Selanjutnya para sahabat yang mengemban rahasia tersebut mewariskannya kepada Para Wali Allah pada setiap tahap kehidupan hingga saat ini. Pada saat menerima limpahan rahasia ini, Awliya oleh Nabi Muhammad saw diberikan sebuah karakteristik sehingga mereka dapat mengenali segala sesuatu tentang murid-muridnya. Jadi hindarkanlah dari hati dan pemikiranmu bahwa seorang Syaikh akan terluput dari apa yang engkau sembunyikan. Seorang Syaikh memiliki pandangan yang dimiliki Nabi Muhammad saw, sehingga mengetahui apa yang tersembunyi didalam hati/qolbu muridnya.

Para Awliya bisa mendengar suara gemuruh dalam batinmu, sebagaimana suara gemuruh petir. Jadi janganlah mencoba untuk menyembunyikan dalam hatimu sesuatu yang tidak baik, karena Syaikh dapat mendeteksinya dan engkau akan mendapat hukuman karenanya. Thariqat Naqsbandy sangatlah keras dalam menjalankan kewajiban dan keras dalam hal membuat perbaikan terhadap disiplin pengikutnya. Meskipun terlihat lembut dari pandangan luar, namun melalui pengaruh Syaikh terhadap kalbu setiap murid, sangatlah keras disiplinnya. Karena Syaikh bertanggung jawab terhadap pengikutnya setelah mereka di bay'at. Hal ini untuk menjaga hati murid tetap bersih dan membawa mereka kepada jalan yang benar. Bila seorang murid/pengikut melakukan hal yang salah, bahkan hanya sekedar niat dalam hati, mereka serta merta akan mengirim kesukaran kepada pengikutnya, dengan maksud untuk membersihkannya dan membawanya kembali kejalan yang benar.

Dengan cinta Syaikh kepada muridnya, biarkan dia menghukummu dengan menempatkan dirimu dalam kesukaran. Hukuman dan kesukaran itu adalah wujud kasih sayang Syaikh kepadamu, dengan harapan engkau bertaubat dan kembali kepada jalan Allah. Dihadapan seorang Mursyid jadikan dirimu seakan tidak ada, sebagaimana Awliya dihadap Rasulullah saw, mereka non exist, kehendak Nabilah yang terpenting. Begitupula murid, jadikanlah dirimu non exist. Kehendak Syaikh adalah kehendak yang datang dari Rasulullah saw, buatlah kalbumu terbuka kepada Syaikh, jangan biarkan ia kecewa atas kelakuanmu. Bila Syaikh kecewa oleh ulahmu, kesedihannya akan membuat Allah swt tak suka atasmu, yang menimbulkan kesedihan Syaikhmu.

Janganlah menempatkan kehendakmu didepan kehendak Syaikhmu. Jadilah engkau bayangan Syaikhmu. Janganlah menunjukkan bahwa dirimu mengetahui segala sesuatu dan bahwa engkau menolong Syaikhmu. Syaikh mengetahui lebih dari pada pengetahuanmu. Berserah dirilah, berdiam dirilah, dan lakukan sebagaimana seharusnya engkau lakukan. Bila engkau berbuat kesalahan, jangan mengira bahwa Syaikh tidak tahu. Bila Syaikh tersenyum padamu, itu adalah belaian kasih sayangnya, karena dia tahu bahwa engkau masih lemah dan imanmu belum cukup kuat. Jadi dia mengusap-usap punggungmu untuk membuat engkau berbesar hati, namum sesungguhnya ia tidak senang atas apa yang sedang terjadi. Dia sekedar membuat situasi lebih mudah dengan cara menyembunyikannya, namun dia tahu segala perbuatanmu. Janganlah engkau mengambil keuntungan dari situasi ini, karena itu akan menghancurkanmu.

Bila engkau melakukan layanan atau kebaikan bagi Syaikhmu, janganlah mengira layanan itu diperlukannya. Dia tak membutuhkan apa-apa darimu. Bila dia mengambil dan menerima persembahanmu, itu adalah untuk mengangkat dirimu sendiri ketingkat yang lebih tinggi. Dia tak membutuhkanmu, dia hanya membutuhkan Allah swt. Janganlah mengira bahwa yang engkau berikan pada Syaikh adalah hadiah. Engkau memang wajib mempersembahkannya, namun sekali-sekali janganlah mengatakannya,"Saya telah memberi". Karena dia mengambil sesuatu darimu adalah untuk kebaikanmu sendiri, bukan untuk kebaikan Syaikhmu.

Janganlah mengira bila engkau membuka pintu rumahmu untuk Syaikh, engkau melakukan perbuatan baik untuknya. Jangan pula mengira bahwa jika engkau menyediakan hidangan bagi Syaikhmu, engkau telah melakukan perbuatan terpuji. Sekali lagi janganlah mengira bila engkau melakukan kebaikan dan layanan baginya adalah suatu kebaikan untuknya. Bahkan jika Syaikh tidur dijalananpun, Allah swt akan menjadikan pandangan matanya jalan bagai suatu Istana. Dan dalam pandanganmu jalanan itu tetap suatu tempat yang kotor. Dalam pandangan kalian mungkin kalian berpikir kasihan Syaikh sedang bersedih tidur diijalan. Itu semua saya ceritakan untuk memberitahu kepada kalian, bahwa Syaikh tidak memerlukan apa-apa darimu. Apapun yang dilakukan semata-mata dilakukannya untuk Allah swt, untuk Nabi Muhammad saw. Itu semua untuk kebaikan kalian, bukan untuk kebaikan Syaikhmu.

Dengan thariqat, kita berusaha untuk menyempurnakan ahlak dan adab kita. Janganlah engkau mengecewakan Syaikh dengan menimbulkan kesukaran dalam hatinya, ketika dia melihat apa-apa yang engkau mencoba lakukan dibelakang punggungnya. Bila yang kau lakukan adalah perbuatan baik dia akan bahagia, bila itu perbuatan buruk dia akan sedih. Dia tak akan marah, dia hanya sedih, karena dia tidak ingin merasa malu dihadapan Awliya, dihadapan Nabi Muhammad saw, dan dihadapan Allah swt atas segala perbuatan buruk kita. Bagi mukmin dan muslim buatlah hatimu bersih, buatlah hatimu hanya untuk Allah swt, setelah itu untuk Nabi Muhammad saw, lalu untuk para Sahabat, lalu untuk Syaikhmu. Dan janganlah membiarkan syaithan memperdayamu agar memanfaatkan Syaikhmu untuk kepentingan hawa nafsumu.

Semoga Allah swt memberikan kita semua taufiq dan hidayah, memberkhi kita hari ini, memberikan kepada kita baraqah Nabi MUhammad saw, serta syafa'atnya dan membimbing kita kepada jalan Awliya dan memberikan kita baroqah Syaikh kita, Mawlana Sulthanul Awliya Syaikh Muhammad Nazim Adil al Haqqani. Fatihah.(Disarikan dari Ahl Haq Edisi Oktober 2001 )

Wa min Allah at Tawfiq



Dikutip dari http://mevlanasufi.blogspot.com

Arsip Blog