Rabu, 15 April 2009

Bagaimanakah Aku Bisa Membuat Tuhan-ku Ridho Kepadaku?

"Bagaimanakah Aku Bisa Membuat Tuhan-ku Ridho Kepadaku?"
Sohbet Tanggal 19.8.07
Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani (q.s)


Oh, ya Rabbi! Tauba, ya Rabbi, Tauba, ya Rabbi Tauba, ya Rabbi, Astaghfirullah!
Syukr, ya Rabbi, Syukr, ya Rabbi, Syukr, ya Rabbi, Alhamdulillah!
As-salamu 'alaikum!

Semoga Allah mengampunimu, mengampuniku! Mohon ampunlah, karena ampunan membawa serta berkah. Jika kau tidak diampuni, maka tidak ada berkah yang turun.

As-salamu 'alaikum! Jangan lupa mengucap Salam. Banyak orang yang melupakannya dan kemudian datanglah kekerasan itu. Alasan atas datangnya kekerasan terhadap banyak orang adalah: mereka lupa mengucap 'As-salamu 'alaikum'.

Audzu bi-llahi mina syaitani rajim. Setan memjadikan manusia tidak menggunakan kalimat 'As-salamu 'alaikum'. Mereka menggunakan begitu banyak salam yang tidak berguna kepada orang lain, (tetapi) salam yang paling bernilai adalah jika 2 orang beriman datang bersama dan mengucap: As-salamu 'alaikum" dan datanglah berkah ketika kita mengucap 'As-salamu 'alaikum'.

Audzu bi-llahi mina syaitani rajim.

Allah yang Maha Kuasa melindungimu dan menjaga kita tidak jatuh dalam perangkap Setan. Setan meletakkan banyak perangkap dimana-mana dan tujuan utamanya adalah agar manusia jatuh ke dalam perangkapnya. Supaya kita tidak masuk ke dalam perangkap ini hendaknya mengucap: "Audzu bi-llahi mina syaitani rajim! Wahai Tuhan kami, Kau-lah yang mengetahui apa yang setan lakukan!" dan Allah yang Maha Kuasa berkata kepada para hamba-Nya: "Wahai hamba-hamba-Ku, jangan tidur, jangan bersikap tidak peduli, janganlah lupa kalau Setan adalah musuh paling berbahaya bagimu, berusahalah agar ('As-salamu 'alaikum') tidak dilupakan!" Setan melakukan usaha terakhirnya, 'jah', agar orang-orang melupakan perangkapnya dan setan menggunakan ribuan tipuan agar Anak-anak Adam jatuh dalam perangkapnya.

Bismillahir Rahmani Rahim. Saat kau mengucap 'Bismillahir Rahmanir Rahim', kemudian kau akan berada dibawah naungan Perlindungan surgawi. 'Bismillahir Rahmani Rahim' (untuk) melindungimu!
Destur, ya Sayyidi, ya Sultanu-l Awliya! Jangan lupakan hamba-hamba terkasih Allah! Kejarlah mereka, temukan mereka!...

Bangsa Ceylon –beberapa dari mereka ada disini-… dan inilah tempat terkenal dimana terdapat batu-batu berharga, tapi menurut saya bebatuan berharga itu tidak mudah ditemukan, tidak, sangatlah sulit menemukan sebutir rubi atau safir, begitu banyak jenis batu-batu bernilai. Mungkin mereka menggali suatu tempat besar dan ingin, ingin mencari sebutir batu kecil- ini sangat sulit kan? Apa kalian dapat menemukannya dengan mudah? Kamu dapat dengan mudah memperoleh sebuah kerang, tapi begitu sulit menemukan sebuah mutiara dalam kerang. Oleh karenanya- orang-orang ini yang mengabdikan diri kepada Allah, yang bekerja demi Allah, tujuan utama mereka atau pemikiran utama mereka adalah: "Apa yang dapat aku lakukan agar Tuhan-ku ridho kepadaku?"

Kau melakukan begitu banyak pergerakan setiap hari. Grandsheikh- Allah merahmati beliau- berkata bahwa seseorang akan berada dibawah 24.000 tampilan berbeda; (tampilan ini) keluar begitu saja darinya. Ini untuk semua orang dan kau harus berusaha memperoleh tampilan yang mana yang bisa menjadikanmu lebih dekat kepada Hadirat Illahiah atau kau harus berpikir dengan daya upaya yang seperti apa agar lebih berharga dalam Hadirat Illahiah.

Orang-orang yang bernilai ini yang mengabdikan hidup mereka untuk Allah- mereka bekerja untuk Allah, dan mereka wafat pun untuk Allah, segala daya upaya mereka untuk Allah- orang-orang ini berada dibawah naungan Perlindungan Illahiah; mereka mutiara, mereka berlian, mereka rubi, mereka zamrud, tapi sangatlah sulit menemukan mereka, menemukan orang-orang seperti itu.

Orang-orang tahu bahwa mereka bukanlah hamba, tapi budak bagi hasrat fisik mereka. Mereka tidak memikirkan hal lain, mereka berusaha memenuhi hasrat fisik mereka sebisa mungkin, selamanya. Mereka mengerahkan seluruh daya upaya dan seluruh tubuh fisik mereka untuk memperoleh kesenangan bagi tubuh fisiknya.

Suatu hari orang-orang akan bertemu dengan hari akhir mereka; hari itu adalah hari yang penting; karena kau akan meninggalkan kehidupan ini menuju kehidupan yang lain, yang tidak diketahui. Kau mungkin tahu tentang kehidupan itu melalui deklaras-deklarasi para Nabi, kau bisa saja tahu sesuatu, tetapi "...laysa-l khabar ka-l ayam (?)..."-jangan pikir bahwa bahwa dengan mendengar sesuatu akan sama ketika kau melihat sesuatu! Kau mungkin mendengar, contohnya tentang Raudatu-n Nabi saw, kau mungkin mendengar tentangRumah Tuhan (Baitullah) (dan) kau mempunyai keinginan mendalam untuk melihatnya dan menciumnya dan berada disana, tapi nyatanya kau ada disini! Kau mempunyai sebuah keinginan mendalam, tetapi ketika kau berada disana, kau akan menemukan sebuah atmosfir berbeda karena kau memperhatikan, melihat: itulah Rumah Tuhan dan inilah bangunan yang telah dibangun oleh Ibrahim dan Ismail as. Itulah Ka'bah Suci, Rumah Allah, seluruh Nabi mengelilinginya dan Nabi kita, Sayyidina Muhammad saw, melaksanakan Thawaf, mengitarinya dan berkata: "Wahai Tuhan-ku, ampunilah kami! Wahai Tuhan kami, berikan kami sesuatu dari Samudera Berkah-Mu yang tiada batas!"Ketika kau melihat, tidaklah sama dengan saat kau mendengar.

Dan kini semua orang mendengar bahwa Hari Akhir mendekat, tapi tidak berpikir bahwa… apa yang akan kau lihat saat nafas terakhir, ketika nafasmu berakhir seharusnya menjadi penglihatanmu, pemahamanmu dan perhatianmu, beberapa…sebuah ciptaan baru yang tidak pernah kau lalui di wilayah-wialah tidak dikenal. Seharusnya ada kebahagian yang begitu besar bagi sebagian orang dan sebagian lainnya kesedihan yang mendalam…menyesal, mereka sangat menyesal.

Sebagian orang seharusnya bahagia dan begitu banyak orang yang tidak bahagia. Oleh karena itu, wahai manusia, kini kau sedang melakukan sesuatu, kau mengejar sesuatu, tapi kau harus berusaha untuk mengetahui apa yang kau kejar, apakah yang dikejar ini bernilai atau tidak. Bahkan jika yang dikejar adalah harta-harta karun bernilai, harta yang tidak terhitung, tapi semua itu menjadi tidak berharga ketika kau berada didepan pintu masuk Keabadian. Keabadian! Dunia yang begitu indah bagi manusia, indah untuk dilihat, didengar- keabadian! Oh, kesegaran datang ke qalbu manusia, mengetahui bahwa mereka akan meraih keabadian!

Hidup yang abadi, Samudera Keindahan abadi, Samudera Kehidupan abadi, Kemal (Samudera Kesempurnaan) abadi, Samudera Berkah abadi! What is here? Nothing!

Oleh karena itu kita berkata: Mohonlah keberkahan disini; jika keberkahan mencapaimu, berkah itu akan menjadikanmu bahagia disini dan Akhirat! Ketika kau menghembuskan nafas terakhir kehidupanmu, kau akan menemukan yang lain terbuka. Sesuatu yang belum pernah kau sentuh, belum pernah dilihat, kau juga belum pernah mencicipinya!

Wahai manusia, perhatikan! Disini begitu banyak orang sakit datang kepadaku. Kini, mungkin saja kau melihat seseorang diluar.. dan dia tadinya orang yang kuat dan tampan tapi kini begitu sulit mengenalinya dan bersamanya. Dia akan meninggal dunia… Mungkin orang tersebut jutawan atau milyader atau typhun- kini kau melihat dia akan meninggal, meninggal…meleleh, melelah…Langkah demi langkah, dari satu hembusan nafas ke hembusan berikutnya kian melemah… Mungkin baginya disini adalah kesenangan, tidak pernah (hartanya) memberikan dia sesuatu karena tubuhnya semakin renta, tubuh fisiknya akan berakhir. Dan pada awalnya dia tidak seperti itu, dia seseorang yang segar dan muda, tapi kini tua renta, meminta pergi dan pergi…

Wahai orang-orang, semua orang datang pada satu waktu, satu jam, itulah yang akan dia tanyakan: "Wahai Tuhan-ku, aku tidak mengangkat beban berat tubuh fisikku ini, bawalah jiwaku!"

Akhirnya mintalah orang-orang untuk berkata: "Wahai Tuhan-ku, bawa pergilah beban fisik (tubuh fisik) dariku! Aku memohon menggapai bentuk spiritualku," tapi jika seseorang tidak menyiapkan dirinya untuk melalui kehidupan ini, maka tidaklah mudah untuk meninggalkan bangunan tua ini dan pindah ke bangunan lain –yaitu, bentuk tiada akhir- tidak, itu tidak akan mudah! Seperti seseorang yang meminta untuk berada disini lebih dan lebih lama lagi, tidak wafat. Tapi jika seseorang tahu apa yang telah disiapkan baginya di kehidupan berikutnya -jika hidupnya begitu pantas dalam menghormati Perintah-perintah Suci Surgawi- dia tidak akan berada di keadaan yang seperti itu, tidak, tidak ada masalah datang kepadanya saat meninggalkan tubuh fisiknya. Ini aka seperti seseorang yang pakaiannya menjadi tua dan orang lain datang dan mengambil pakaian tua itu darinya dan membawakan pakaian baru seraya berkata: "Tinggalkan ini dan kenakan ini!"
Itulah kebahagiaan bagi ummat manusia dan itulah sebuah pakaian kehormatan yang seharusnya dikenakan padanya, saat dia meninggalkan dunia materi menuju dunia spiritual mereka, kehidupan spiritual.

Tapi orang-orang sekarang dalam keadaan mabuk; bahkan kaum Muslim meninggalkan pemahaman yang baik tentang sabda-sabda para Nabi dan apa yang

Qur'an Suci ajarkan kepada mereka dan mereka mengejar hasrat-hasrat fisik. Kaum Muslim disalahkan karena mengejar hasrat fisik mereka yang hanya memberikan kesenangan semata, (seperti) saat kau makan, saat kau minum… (Kemudian) kau merasakan sesuatu, kau mencicipi sesuatu, tapi hanya dalam waktu yang sangat singkat, hal itu tidak bisa terjadi selamanya. Dan oleh sebab itu, jika seseorang tidak memohon untuk bentuk spiritual dan mencicipinya, maka dia pada saat kesempatan terakhirnya –saat dia berlalu dari kehidupan sementara ini ke kehidupan permanent- orang-orang ini yang hanya asyik menyibukkan diri untuk mencicipi berbagai jenis makanan yang membuat tubuh fisik mereka bahagia, ketika mereka mencapai saat-saat terakhir kehidupan, mereka seharusnya meminta makan. Meminta: "Makan makan makan!"... dan beberapa dari mereka meminta: "Air, air, air!"... dan para dokter berkata: "Jangan beri dia air!"

"Ya Hu, orang itu sekarat", (tapi para dokter berkata: "Tidak, bahkan jika dia sekarat jangan berikan air", dan dia pun meninggal dunia dengan lapar dan haus. Karena dalam kehidupannya dia terbiasa mencicipi kesenangan hidup melalui makan dan minum, ketika hal itu disudahi mereka merasa atau jatuh dalam suatu posisi menyeramkan, bahkan saat kau memberikan mereka sungai lebar dan penuh air yang mengalir dari mulut mereka, mereka masih meminta: "Oh, aku kehausan, aku kehausan!"

"Ya Hu, sebuah sungai berada dimulutmu!"

Rasa itu selesai dan mereka meminta sesuatu untuk kekekalan.
Wahai manusia, kejarlah keabadian! Melalui keabadian kau akan menemukan kesenangan tiada akhir; tanpa makan, tanpa minum, kau akan menggapai kesenangan abadi. Tubuh fisikmu itu semakin tua dan tamat; saat selesai, (mereka) membawa tubuh fisikmu ke pekuburan, diletakkan didalamnya. Kau mungkin meletakkan jenazah itu disungai, dan dia masih meminta: "Aku kehausan, aku kehausan... atau: "Aku lapar, aku lapar ... Aku tidak pernah puas dengan hal seperti itu, aku menginginkan hal yang lain!"

Benar, sesuatu yang lain maksudnya adalah kau meminta kesenangan abadi untuk makan dan minum ketika kau kehilangan itu, maka selesailah…

Semoga Allah mengampuni kita! Wahai orang-orang, ini hanyalah sebuah saran bagi setiap makhluk hidup, terutama bagi manusia yang memahami tentang kematian tetapi mereka malah mengejar hasrat mereka, meninggalkan kepuasan sejati dan berlari ke arah sebaliknya.

Beberapa pengetahuan yang digapai juga dari para Nabi kepada saya adalah jika hewan mengetahui tentang kematian, kau tidak menemukan apa pun pada tulang hewan; hewan tetap makan dan minum. (Tapi) mereka tidak tahu, oleh karenanya mereka tetap makan dan minum, bahkan jiwa mereka akan ditarik untuk disembelih…Jika (hewan) tahu tentang kematian, mereka akan menjaga diri mereka untuk tidak makan, tidak minum. Tetapi manusia mengetahui tentang kematian tapi mereka tetap makan dan minum.

Semoga Allah mengampuni kita! Wahai kalian semua, mintalah pengampunan dan mohonlah kepada Allah yang Maha Kuasa agar dianugerahi Samudera Kasih Sayang-Nya yang tiada batas hingga dapat menggapaimu atau agar kau dapat menggapai samudera itu dan berada dalam kesenangan abadi, berkah yang abadi.

Semoga Allah mengampuni kita dan memberikan kamu pemahaman yang benar dan kerja yang baik, layanan yang baik bagi Allah yang Maha Kuasa. Jangan lupakan Dia! Jangan lupakan Dia, tetapi berusahalah untuk selalu mengingat Allah yang Maha Kuasa. Oleh karena itulah thariqat mendorong agar orang-orang mengucap lebih banyak lagi:

Allah Allah Allah... Allah Allah Allah... Allah Allah Allah...
La ilaha ill-Allah... La ilaha ill-Allah... La ilaha ill-Allah... La ilaha ill-Allah... La ilaha ill-Allah...
Subhan Allah, Sultan Allah... Subhan Allah, Sultan Allah...
Subhan Sensin, Sultan Sensin..., Subhan Sensin, Sultan Sensin, ya Allah!
Demi kehormatan hamba yang paling dihormati, terpuji dalam Hadirat Illahiah-Nya, Sayyidina Muhammad saw, Fatiha.



Sumber :
milis muhibbun_naqsybandi@yahoogroups.com
posted by Sri Rahayu Handayani

Arsip Blog