Selasa, 02 Juni 2009

Melaksanakan Sunah Nabi SAW

Melaksanakan Sunah Nabi SAW
Suhbat Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Zawiyah Michigan-Amerika Serikat, 20 Sept 2008


Assalamu 'alaykum

A'udzu billahi min asy-syaitan ir-rajiim. Bismillahi r-Rahmani 'r-Rahiim
Nawaytu'l-arba`iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaada, nawaytu'l-`uzlah, nawaytu's-saluuk lillahi ta`ala fii hadha'l-masjid. Ati`Allah wa ati` ar-rasula wa uli 'l-amri minkum

Allah swt menurunkan kepada kita berbagai risalah melalui para Nabi dan Rasul, khususnya melalui Penutup para Nabi dan Rasul, Sayyidina Muhammad saw. Rasulullah saw menjamin bahwa pada umatnya terdapat orang-orang yang dicintai oleh Allah swt dan mereka mencintai Allah swt, karena mereka secara istiqamah membawa dan melaksanakan sunnah Sayyidina Muhammad saw hingga kiamat nanti.

Wahai Muslim, Awliya Allah (para Waliyullah) berupaya sungguh-sungguh memastikan bahwa sunnah benar-benar dilaksanakan sebagai tindakan, bukan sekedar ucapan "qil wa qul – bahwa fulan pernah berkata anu dan fulan berkata anu." Bukan itu, tapi para Waliyullah menginginkan tindakan, atau aksi nyata (action). Anda sering mendengar banyak kata ini, "Action!" dimana? di dunia perfilman. Mengapa digunakan kata "action".

Mengapa mereka tidak terus sekedar bicara saja? Anda sering mendengar kata "action". Siapa yang mengatakannya? Sutradaranya. Demikian juga para sutradara dalam realitas spiritual mengajarkan "action" atau aksi nyata. Rasulullah saw meminta agar para Waliullah mengajarkan pada umat tindakan nyata. Dan Allah swt menghendaki agar RasulNya memastikan bahwa umatnya melakukan aksi nyata dalam hidup mereka. Tidak ada yang bisa terjadi tanpa suatu aksi. Karena kalian melakukan aksi atau tindakan, maka kalian bisa kesini. Kalau kalian tidak melakukan aksi maka kalian diam di rumah.

Maka, apa yang ingin disampaikan Rasulullah dan Awliya Allah kepada kita adalah janganlah kita hanya sibuk memikirkan apa yang kita makan dan minum. Apa yang kalian makan dan minum adalah aksi dari tubuh kalian. Tapi ingatlah wahai umatku bahwa harus ada aksi bagi ruhaniahmu. Pastilah ada sesuatu yang harus mengisi ruhanimu yang akan memberinya energi dan mengganti "batere"nya. Kalau kalian tidak mengisinya, maka batere ruhani kalian perlahan-lahan akan mati, maka disaat itu tidak ada gunanya lagi penyesalan - laa yanfa al-nadm.

Penyesalan sudah berakhir. Kalian akan menghadapi masa yang sulit. Jangan kalian mengatakan "Oh aku sudah mengatakan laa ilaaha illa-Allah Muhammadur Rasulullah".

"Wahai ghulam ... wahai anak-anak .. Jangan berpikir kalau kalian sudah mengatakan laa ilaaha illa-Allah Muhammadur Rasulullah itu sudah cukup. Belumlah cukup." Oh, mengapa Waliyullah itu berkata seperti itu?! Mengapa Grandsyaikh mengatakan itu? Karena kita tahu bahwa siapapun yang mengatakan laa ilaaha illa-Allah MuhammadurRasululla h akan masuk Surga. Kenapa Waliyullah mengatakan "itu tidak cukup?" Karena Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa mengatakan Laa ilaaha illa-Allah' dan tentu saja Muhammadur Rasulullah akan masuk Surga. Tetapi mengapa malahan Waliyullah tidak ingin kalian masuk Surga? Kenapa kalimat tauhid tadi tidak cukup?.

Ada perbedaan arti yang besar disini. Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illa-Allah Muhammadur Rasulullah akan masuk Surga. Benar, tapi surga yang mana dulu? Rasulullah saw memberi kalian batasan. Tentu saja kalau kalian mengucapkan kalimat tawhid Laa ilaaha illa-Allah Muhammadur Rasulullah akan masuk Surga, tapi surga yang mana?

Tetapi, jika kalian mengatakan laa ilaaha illa-Allah Muhammadur Rasulullah, dan menambahkan hal lain setelah itu maka kalian akan bersama di Surga bersama Rasulullah saw, bersama orang-orang yang benar (para siddiqiin), para syuhada dan orang-orang saleh, dan kalian akan berada di tingkat tinggi, bukan di tingkat yang rendah. Itulah mengapa kita selalu berdoa "Ya Allah, tempatkanlah kami di Surga bersama RasulMu. Kami tidak ingin terpisah dari RasulMu.".

Jadi, apa yang harus kalian tambahkan? Kalian harus menambahkan iman, qawlan wa amal. Iman bukan hanya teori, tapi harus berupa aksi, amal, tindakan. Kalian harus menunjukkan aksi kalian. Tanpa "action", tidak ada film. Kehidupan kalian seperti film. Suatu hari nanti akan berakhir. Tapi kehidupan akhirat kalian adalah realitas. Apabila kalian melakukan
amal untuk akhirat, maka tidak hanya akan menghasilkan filem kehidupan, tapi akan berlangsung abadi dan setiap saat kalian meningkat ke surga yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.

Jadi jangan pikir kalau kalian masuk surga maka surga-surga ini tidak meningkat. Tidak demikian, surga-surga ini naik ke tingkat yang semakin tinggi. Nah apabila kalian bersama Rasulullah saw, maka kalian akan naik bersama beliau. Dan apa yang kita katakan sekarang ini teori, tapi teori yang nyata. Artinya, kalian harus menunjukkan amal tindakan kalian.

Allah berkata kepada kita "Wahai hamba-Ku". Dan Rasulullah saw berkata kepada kita "Wahai umatku", artinya "mereka yang meng-imani-ku." Dan para Waliyullah berkata kepada kita, "Wahai anak-anakku" Kita semua hamba Allah. Maka Allah swt memanggil kita dengan sebutan "hamba". Kita semua dari umat Nabi. Maka Rasulullah saw memanggil kita dengan sebutan "umat". Dan para wali Allah memanggil kita dengan "Ya ghulam, wahai anakku!"

Mereka mengajari kita dari hari ke hari dan mengetahui realitas kita. Janganlah kalian menghadap Allah swt dengan banyak dosa dan maksiat dan zallaat. Zal al-lisan artinya "lidah yang keseleo". "Jangan datang kepada Kami dengan lidah yang keseleo dan hal-hal terlarang". Kalau kalian meninggalkan sholat fardhu, puasa, dan kewajiban-kewajiban lainnya, dan kalian datang kepadaKu dengan dosa dan perbuatan haram, jangan harap kalian akan memiliki amal yang berkelanjutan. Sampai kalian bertobat.

Jadi jika kalian ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi, menghadaplah kepada Allah swt dengan amal-amal. Dan amal-amal apakah itu? Seseorang datang ke Rasulullah saw dan berkata "Ya Rasulullah, aku mencintai Allah." [MSH bertanya pada hadirin suhbat]: Anda mencintai Allah? [insya Allah] anda mencintai Allah swt? Lalu apa yang dikatakan Rasulullah saw? Ittakhidh lil-bala'i jilbaban. Seorang laki-laki datang pada Rasulullah saw dan berkata, "Aku mencintai Allah." Rasulullah saw, "Baiklah, jadikanlah ujian-ujian hidupmu sebagai jubbah." Ittakhidh lil bala'i jilbaban. Rasulullah saw mengambarkan bala'an, ujian dan musibah sebagai sehelai baju. Dan apa yang kalian lakukan dengan sehelai baju? Kalian akan memakainya.

Maka bersiaplah kalian menghadapi ujian apapun yang datang dari Allah, dan bersabarlah terhadap bala. Rasulullah saw sabar menghadapi penganiayaan dari sukunya sendiri. Sabarlah terhadap mereka yang menyakiti kalian. Jangan katakan ini dan itu tentang mereka. Laksanakanlah tanggung jawab kalian di hadapan Allah swt. [Katakanlah: ] "Apapun rintangan yang menghadang, Ya Tuhanku, aku akan terus menghadapi."

Apabila kalian tidak sabar dalam menghadapi ujian dan musibah kehidupan, maka ucapan la ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah illa-Allah muhammadun Rasulullah kalian itu hanyalah sekedar di lidah, tidak dengan realitas amal. Seorang laki-laki menemui Rasulullah saw dan berkata, "Oh Rasulullah, aku mencintaimu." Orang yang sebelumnya yang datang juga mengatakan "Aku mencintai Allah" dan Rasulullah saw menjawabnya Jadikanlah ujian hidup sebagai bajumu". Sekarang beliau menjawabnya: "Asta'id lil faqri jilbaban - bersiaplah dengan kemiskinan sebagai pakaianmu."

Artinya jangan sampai kalian bangkrut dari rahmat Allah. Karena orang mengira fakir itu istilah untuk orang miskin. Waliyullah tidaklah miskin, mereka kaya. Bukan kaya dengan harta benda. Tapi kaya dengan pengetahuan. Rasulullah berkata "Bersiaplah menjadi miskin dan berpakaianlah dengan pakaian kemiskinan." Itu artinya kalian harus selalu menunjukkan kepada Allah swt bahwa kalian memerlukan lebih banyak karuniaNya dan dari makrifatNya.

Salah satu sikap yang baik adalah tunjukkan bahwa kalian tidak memiliki apapun dan kalian meminta lebih banyak karunia. Maka ketika kalian tunjukkan bahwa Allah adalah al-Ghani, Yang Maha Kaya, dan kitalah yang miskin, artinya kita ini fakir untuk bisa mencapai keabadian, untuk bisa berada di samudra cinta abadi yang penuh barakah. Itulah yang kalian perlukan, yakni tajalli atau manifestasi dari Jamal dan Jalal. Manifestasi dari kecantikan/keindahan dan keagungan. Barulah kalian kaya. Dari kefakiran, Allah swt menjadikan kalian kaya. Namun meskipun kita kaya,
tetaplah kita masih miskin, dibandingkan dengan ke-Maha Besar-an Allah swt.

Siapa yang tidak miskin? Hanya seorang, yaitu Sayyidina Muhammad saw yang telah Allah muliakan, dan berkata Allah padanya, "Telah kusempurnakan engkau ya Muhammad!" wa innaka la-`ala khuluqin `adhim - Engkau sangatlah kaya dengan budi perkerti/akhlak yang mulia. Maka jangan kalian datang hanya dengan laa ilaaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah tanpa aksi atau amal saleh. Tanpa amal saleh kalian akan kembali ke tempat kalian berasal, anda akan diam pada surga tingkat pertama.

Allah tidak menerima qawlan bilaa `amal - pernyataan tanpa tindakan. Apa maksudnya tindakan atau amal? imtithal al-amr wa intiha `an il-munkar - Yaitu patuh atau melaksanakan perintah. Artinya siap melaksanakan perintah apapun dan segera patuh pada perintah itu dan berupaya menjaga diri agar tidak masuk pada perangkap setan. Perangkap setan itu banyak sekali jumlahnya. Setan menipu kalian di setiap saat kehidupan kalian dan Allah swt mengamati kalian bagaimana kalian berupaya tidak mendengarkan bisikan setan.

Wahai Muslim! Wahai orang beriman! Mereka yang akan memperoleh kemenangan adalah mereka yang mampu bersabar. Kefakiran dan kesabaran, harus ada bersama di hati seorang beriman. Jangan sombong. Menjadi fakir tidak berarti miskin harta benda, tapi ridha menerima apapun yang diberikan Allah swt kepada kita. Al-muhibunn mubtalun. Kalau kalian benar-benar beriman, maka orang-orang yang beriman menghadapi banyak masalah. Lihatlah apa yang terjadi sekarang terhadap orang-orang yang berupaya taat dan sungguh-sungguh menjalankan agamanya.

Mereka menghadapi berbagai masalah. Kalau kalian berjenggot, apa yang terjadi pada kalian? Berkunjunglah ke sebuah negeri Muslim (di Timur Tengah), kalau kalian berjenggot, maka yang berwajib akan menghentikan dan menanyai anda di jalan, "Kenapa anda berjenggot?". "Oh, karena Allah memberi saya jenggot. Apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak punya
pisau cukur." "Tidak, anda harus punya pisau cukur". "Tidak, aku tidak mau pisau cukur." "Tidak, anda harus punya pisau cukur, kalau tidak berarti anda teroris".

(Sekarang ini) orang-orang yang memelihara jenggot dipandang menjijikkan di mata umum. (Lalu) mengapa Allah swt memberi kita jenggot, untuk dicukur atau untuk dipelihara?

Begitulah, orang beriman selalu diuji. Kemanapun kalian memalingkan wajah kalian untuk lari dari masalah, maka akan menemui masalah lainnya. Tapi jika kalian sabar, Allah swt akan memberi anda inspirasi. Allah swt akan mencintai kalian. Allah akan memberi kalian. Jadi jangan mengharapkan imbalan atau hadiah dari orang. Tapi nantikanlah pahala surgawi dari Allah swt. Ada banyak sekali hadiah surgawi itu, tapi kewajiban kita adalah menunggunya dengan sabar. Kita tidak boleh bersikap "lajuj", bersikeras menuntut, Oh mana pahala bagiku? Mana hadiah bagiku?"

Kalian tidak boleh beribadah untuk mendapatkan hadiah. Allah swt akan memberikannya, Dia memberi. Allah swt berkata "all-`izzatu lillahi wa li rasulihi wa l'il-muminiin.". Jadi, Allah swt menjanjikannya. Maka, tunggulah saatnya. Jangan seperti Sayyidina Musa as, yang selalu berkata, "Kapan, kapan?" Diperlukan waktu 40 tahun untuk menyingkirkan Fir'aun. Itu karena beliau bersikeras meminta, andaikan beliau tidak bersikeras meminta, akan diperlukan waktu sangat singkat untuk menyingkirikan Fir'aun.

Rasulullah saw tidak pernah meminta apapun. Kalau kalian merengek..., kalian kan selalu merengek-rengek ..., maka orang lain akan jengkel dengan kalian. Coba bagaimana kalian pikir dengan Allah swt? Berserah dirilah padaNya. Jangan merengek-rengek, seperti ini. Hah?

Wahai koruptor! Kepada siapa beliau mengatakan itu? Beliau berbicara kepada umatnya. Kalau kita berteriak hai koruptor!" orang akan lari. Grandshaykh Abdullah al-Faizi ad-Daghestani pernah berkata, kalau
seorang wali mengatakan pada muridnya "Wahai koruptor, Wahai penggunjing, penggibah!" atau apapun, atau penipu, beliau sedang mengambil atau membersihkan akhlak buruk dari muridnya. Beliau tidak mengatakan itu untuk menginap di anda, tapi seorang wali mengatakan itu untuk membersihkan muridnya dengan kekuatan para wali.

Seorang mursyid berteriak seperti itu di hadapan orang lain, sehingga anda merasakan penghinaan itu, tapi sebenarnya mursyid kita ingin kita terhina di dunia, bukan di akhirat. Maka mursyid kita mengambil perilaku-perilaku jelek dari kalian.

Karena semua muridnya adalah (merasa dirinya) cendekiawan, setiap orang mempunyai balon besar, hanya penuh dengan angin. Maka mursyid ingin mengambil sifat-sifat buruk dari hati para muridnya, yaitu kesombongan dan keangkuhan mereka. "Hai koruptor, jangan kalian duduk dengan orang-orang beriman!" Kenapa? Mursyid ingin murid-muridnya bersih dengan duduk bersama orang-orang beriman.

Al-jins ma al-jins - Gender dengan gender; elemen dengan elemen. Anda tidak bisa mencampur apel dengan jeruk. Anda tida bisa mencampur air dengan jus, haruslah air dengan air. Anda tempatkan orang beriman dengan orang beriman lagi, koruptor dengan koruptor.

[MSH berkata pada para hadirin suhbat]: "Wahai kalian para koruptor yang sedang memperhatikan saya". Ayyuhal fasiq! Ittaqil-mumin - Waspadalah terhadap orang beriman yang duduk di sebelahmu. Laa tadkhul ma'hu wa anta mulawis ma al-ma'asi - Jangan datang dan duduk bersamanya sedangkan hatimu kotor dengan dosa. Karena itu semua akan terefleksikan keluar.

Bagaimana bisa para Waliyullah tahu itu, bahwa 1.000 tahun lalu sudah ada polusi? Orang sekarang mengira ilmu pengetahuan modernlah yang menemukan adanya polusi. Tapi sebenarnya sejak dulu para Waliyullah sudah tahu tentang energi negatif dan positif.

Ayyuhal-fasiq merupakan energi negatif dan energi korupsi. Waliyullah berbicara kepada ruh orang-orang ini. Rasulullah saw bersabda, "Ittaquu firasat al-mu'min fa innahu yandhuru bi nurillah - Waspadalah dengan pandangan batin orang beriman, karena sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah."Kalian tidak bisa sembunyi, orang beriman melihat setiap orang, mereka membaca pikiran kalian dan betapa kalian berdusta di hadapan mereka. Anda duduk seperti seekor domba dan anda di pihak lain seperti serigala.

Kalian lihat seekor domba sedang merumput, tapi domba-domba itu melihat kalian dari balik hijab, melihat hati kalian, kalian ini seperti hyena yang senang memakan bangkai orang. Itulah mengapa jangan terlalu banyak duduk di depan seorang Wali, menjauhlah.

Karena kalian adalah koruptor. Dengan duduk bersama Waliyullah, kalian mengotori mereka. Namun para waliyullah memiliki kharisma. Perilaku jelek dan negatif apapun yang kalian bawa akan terbersihkan oleh samudra kharisma Wali, dan larut di dalamnya. Jadi beliau mengatakan janganlah kalian duduk dengan orang beriman dan kalian kotori mereka dengan dosa
dan maksiat kalian, dan kalian anggap mereka sama dengan kalian. Tapi datanglah kepada Waliyullah dengan hati yang bersih.

Kalian adalah orang-orang buta. Kalian tidak tahu bahwa para Waliyullah sanggup melihat hati kalian. Kalian mendatangi para Waliyullah untuk menunjukkan pada mereka bahwa kalian sholat dan berpuasa, dan memperlihatkan bahwa kalian orang baik-baik.

Hati-hatilah, para Waliyullah mengetahui hati anda. Ketika Rasulullah saw bertanya pada para Sahabat, Siapakah orang yang miskin itu, siapakah orang-orang bangkrut? - an al-muflis?" Sahabat menjawab, "Mereka yang tidak punya harta kekayaan". Rasulullah saw menanggapi "Bukan, orang bangkrut adalah orang yang tidak punya amal." Ada orang-orang yang tidak punya amal, mereka menyembunyikan pribadi mereka. Mereka seperti hyena dan serigala, mereka ingin memangsa setiap orang; dan mereka buta. Kalau kalian buta, apa yang harus anda lakukan? Sebagian orang datang ke dokter dan bilang ke dokter,"Saya tidak bisa melihat". Dokter mungkin menjawab, "Baiklah. Pakailah kacamata, anda bisa melihat lagi sekarang."

Tapi ada juga orang yang datang ke dokter, meskipun mereka sudah diberi kacamata tapi tetap tidak bisa melihat. Mereka mempunyai katarak. Maka dokter akan berkata, "Baiklah, kami harus mengambil katarak dari lensa matamu dan menggantinya dengan yang baru". Artinya, "Wahai para koruptor, datanglah ke dokter, agar mereka bisa mengobati kebutaan kalian." Tanpa mursyid pembimbing ruhani, anda tidak bisa membersihkan sifat korup dalam diri anda. Allah membimbing kita bertemu dengan para pembimbing yang membawa risalah Sayyidina Muhammad saw.

Ketika mursyid ditanya, "Wahai syaikh, kapan kebutaanku ini akan sembuh?" Mursyid menjawab, "Anda harus ditangani oleh seorang dokter dan anda harus menunjukkan, tuhsin dhannak fiihi." Kalian harus percaya pada dokter itu dan tidak meragukan dokter itu. Kalian haru membawa anak-anakmu dan menunggu di depan pintu sampai dokter/syaikhmu keluar, dan menerima kamu masuk.

Seseorang datang menemui seorang wali dan berkata, Oh syaikhku! Terimalah aku dipintumu (menjadi muridmu)." Wali itu menjawab: "Apa? aku harus menerimamu? menerimamu seperti murid-muridku?" Orang tadi ingin langsung meloncat ke tingkat tinggi. Murid itu tingkatnya tinggi, seperti yang kita pernah bahwa sebelumnya, kita ini semuanya pecinta saja, kita belum bisa dibilang murid.

Lalu sang wali menjawab, "Aku tidak bisa menerimamu sebagai muridku." Orang tadi berkata lagi, "Bagaimana dengan orang-orang itu?" Sang wali menjawab, "Mereka tidak pernah mencapai tingkat murid, mereka semua."

Lalu orang tadi berkata lagi, "Kalau begitu bagaimana jika Tuan menerimaku sebagai ..." orang tadi berpikir bagaimana ia merendahkan dirinya agar membuat syaikh itu senang kepadanya. Orang tadi berkata, "Oh syaikhku, terimalah aku sebagai keledaimu yang diam dipintumu?" Syaikh menjawab, "Untuk apa? Aku sudah menunggangi keledai-keledaiku". "Keledai" disini melambangkan kesabaran. "Ajari aku kesabaran.

Terimalah aku asal sekedar aku bisa mempunyai sifat sabar menghiasi hatiku. Maka aku akan sabar dengan saudara saudariku. Lalu akan sabar dengan ujian-ujian dalam hidupku, dan aku tidak akan merengek lagi. Syaikh tadi kemudian berkata, "Tidak perlu, aku sudah punya banyak yang seperti itu." Orang tadi berpikir dan berpikir lagi. Ini semua adalah ceritanya Grandsyaikh dan cerita dari Maulana Syaikh Nazim qs.

Lalu orang tadi berkata lagi, "Kalau begitu terimalah aku sebagai anjing dipintumu." Kalian tahu bahwa anjing penting bagi pemburu, kalian tidak bisa pergi berburu tanpa ditemani anjing. Itulah sebabnya dalam Islam, anjing bisa diterima kalau untuk berburu. Karena, anjing dipintu rumah seorang syaikh akan membawa mangsa dan syaikh dengan segera akan menangkapnya. Anjing disini artinya seorang yang sudah diberikan izin atau mereka yang bekerja keras, untuk merangkul lebih banyak orang, menarik mereka kepada syaikh untuk kemudian dibersihkan oleh syaikh.

Maka itu artinya terimalah diriku dipintumu wahai syaikh, agar aku bisa menjadi orang setia dan tulus. Dan orang tadi berupaya sedapat mungkin untuk merendahkan dirinya agar bisa diterima di pintu sang syaikh. Jangan biarkan diriku buta, wahai syaikhku. Itulah kesempurnaan laa ilaaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah, haruslah diiringi dengan amal soleh.

Ketika syaikh menerima anda, anda harus menerima obatnya yang asam. Karena ada penyakit saat ini yang ada obatnya tapi rasanya sangat asam. Dokter! Benarkah itu? Asam apanya? [rasanya, kata hadirin yang dokter] rasanya? Tidak hanya rasanya. Tapi asam (tidak enak) dalam perawatannya. Seperti sekarang ini kita punya kemoterapi. Itulah perawatan medis yang sangat asam (tidak nyaman).

Perawatan ini membuat orang yang sakit lebih merasakan penderitaan lebih dari akibat kankernya sendiri. Tapi pada akhrnya, Allah swt akan menyembuhkannya dan akan memberi hasil yang baik. Jadi apa yang dikatakan syaikh disini adalah kalian harus sabar dengan pengobatan yang akan syaikh berikan pada anda, karena obatnya sangatlah asam.

Jangan melarikan diri. Karena kalian terlanjur menjadi pasien. Kalian punya semacam kanker spiritual yang membuat hati kalian mati, yang membuat ruh kalian mati. Syaikh ingin menyegarkan kembali energi positif dalam jiwamu. Syaikhmu harus memberikan sesendok penuh obat yang asam itu. Grandyaikh Abdullah Daghestani, semoga Allah mensucikan ruhnya, sering mengatakan bahwa kalau kamu memasuki suatu tarikat, jangan kira kamu akan memasuki kedamaian. Rasulullah saw bersabada "laa rahata fid-diin". Tidak ada istirahat dalam agama." Kalian akan merasakan penderitaan karena kalian dilatih untuk sabar dan membawa beban yang berat, lebih berat, dan lebih berat lagi.

Grandsyaikh melanjutkan, "Seperti seseorang yang ada di hutan belantara, "seperti halnya kita ada di hutan belantara kehidupan dunia ini. Dunia ini seperti hutan belantara. Kita dikelilingi oleh binatang-binatang buas yang berakhlak buas. "Seperti halnya seseorang di tengah hutan, dan hyena-hyena mengampirinya. Dan orang itu ada di ujung tebing yang tinggi. Apa yang akan dia lakukan? Sedangkan dia harus menyelamatkan diri dari hyena-hyena itu. Maka orang itu berdiri di ujung tebing jurang, dan segera hyena-hyena itu menerkamnya, apa yang terjadi? Orang itu akan jatuh ke dasar jurang. Apa yang dilakukan hyena-hyena? Tentu mereka memakan dan menggigiti orang itu.".

Grandsyaikh melanjutkan, "Saat seseorang masuk tariqah, ia akan jatuh dari tebing ke jurang yang dalam, dan hyena-hyena akan memakannya, menggigitnya terus, sampai orang itu benar-benar mati. Itulah tariqah. Kalau kalian suka itu, masuklah tariqah.". (Sekarang ini) para mursyid tidak memperlakukan kita seperti itu. Mereka hanya bermain-main dengan kita, memberi kita permen-permen.

(Namun sebenarnya) para mursyid menginginkan kita jatuh dari tebing egoisme diri ita dan ingin menjatuhkan ego kita. Mereka memberikan pada pengikutnya apa yang diberikan Allah kepada mereka, yakni kekuatan yang dahsyat, yang bisa memotong-motong kalian sampai kalian sepenuhnya berserah diri pada kehendak Allah swt dan Rasulullah saw. Para mursyid tidak menerima kalian untuk terus menerus menyuapi kalian.

Tariqah sekarang ini seperti permen, dibandingkan apa yang dilakukan dulu. Orang sekarang berbeda, (kalau dikerasi) mereka akan lari. Dulu, mereka (diperlakukan apapun) tidak akan lari dari pintu sang Syaikh. Meskipun mereka menghadapi masalah apapun. Mereka tidak pernah berkata, apa yang akan aku makan besok. Sekarang, orang bertanya apa yang akan dia makan besok. Kehidupan yang kalian hadapi sekarang ini penuh dengan kesulitan. Rasulullah saw bersabda, Akulah orang yang paling teraniaya dan disiksa oleh sukuku sendiri". Dan beliau adalah Rasulullah saw.

Maka, tariqah adalah untuk menyembuhkan kebutaan hati. Untuk mencabut kanker pada jiwa kita. Untuk mencabut sifat buas dari jiwa kita. Tarekat untuk kita mengucapkan laa ilaaha illa Allah Muhammadun Rasulullah. Kita memohon kepada Allah swt demi kemuliaan Sayyidina Muhammad saw dan demi kemuliaan para masyaikh kita, untuk mengubah syahadat imitasi (palsu) kita menjadi syahadat yang sesungguhnya, dengan amal dan kekuatan.

Karena, ketika seorang wali mengatakan laa ilaaha illa Allah Muhammadun Rasulullah, maka ia bisa menggetarkan seluruh dunia jika ia mau. Jadi ketika seorang mursyid mengucapkan Syahadat ia akan membersihkan kekufuran umat. Ketika seorang beriman mengucapkan syahadat, ia akan mengeluarkan kekufuran dalam dirinya dan dia akan merasakannya seperti gempa bumi. Jadi ketika kalian mengucapkan laa ilaaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah illa-Allah .. maka anda harus merasakan adanya pedang yang merobek perutmu, masuk dari bagian kanan dan keluar ujungnya dari perut kirimu, tempat tersimpannya jantungmu, memotong egomu sebagian dan menggetarkannya seperti gempa bumi. Semoga Allah swt menunjukkan kepada kita realitas dari Laa ilaaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah.

Wa min Allah at Taufiq bi hurmatil Fatihah.

wasalam, arief hamdani
www.rumicafe.blogspot.com
www.mevlanasufi.blogspot.com



Sumber :
milis muhibbun_naqsybandi@yahoogroups.com
posted by Arief Hamdani

Arsip Blog